Advertisement
Kali Buntung, Kini Tak Lagi Kumuh

Advertisement
Kali Buntung di Jogja terus dilakukan penataan oleh warga
Harianjogja.com, JOGJA- Penataan pinggiran sungai Buntung Jogja terus dilakukan oleh warga.
Advertisement
Saat ini kedua sisi sungai sudah tersedia jalan dan taman yang dibangun sejak 2011 lalu dengan panjang sekitar 126 meter oleh warga.
Penataan pinggiran Sungai Buntung sudah sampai pada segmen kedua dengan bantuan dana dari Pemerintah Kota Jogja, Pemda DIY, dan pemerintah pusat. Rencananya penataan sampai dua kilometer yang terbagi dalam empat segmen.
Bandono, warga yang juga bagian dari tim inti perencanaan partisipatif, Program Penataan Lingkungan Pemukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Kelurahan Karangwaru Kecamatan Tegalejo, Jogja menjelaskan warga juga akan membangun penataan ruang terbuka hijau (RTH) di utara Hotel Tentrem, Jalan AM.Sangaji, dan penataan lingkungan perekonomian dengan membangun pusat kuliner di Bangirejo.
“Target semuanya selesai tahun ini,” kata Bandono, di sela melukis mural dalam rangka Hari Bumi, Minggu (24/4/2016).
Bandono mengisahkan sebelum 2011 lalu, pinggiran sungai Buntung terlihat kumuh, bahkan menjadi tempat pembuangan sampah, mulai dari sampah rumah tangga sampai pembuangan limbah. Bahkan interaksi warga yang terpisahkan dengan sungai, kata Bandono, sebelumnya tidak ada saling sapa.
“Sekarang sudah ada jembatan penghubung, warga sudah saling menjaga tidak membuang sampah ke kali, bahkan sudah merelakan tanahnya untuk dibuat jalan dan taman,” ujar dia.
Kanan kiri sepanjang Sungai Buntung di wilayah Karangwaru memang sudah terlihat rapi, terdapat akses jalan sepanjang sungai, beberapa taman juga disediakan untuk bermain anak.
Beberapa bangunan gubug (gasebo) nyaman untuk mengadakan berbagai acara, seperti acara peringatan Hari Bumi, kemarin. Warga sekitar sudah merelakan tanahnya mulai dari 50-100 meter untuk kepentingan penataan.
Suparmono, 57, salah satu warga yang merelakan tanahnya diberikan untuk membangun taman dan jalan setapak di belakang rumahnya. “Dulu sebelum ada jalan dan taman kumuh,” kata dia.
Rumah Suparmono pun saat ini berubah dari yang tadinya membelakangi sungai menjadi menghadap ke sungai. Bekas dapur ia jadikan sebagai warung kelontong yang baru bukan bersamaan dengan proses penataan Sungai Buntung.
Menurut Subandono, tiap pekan banyak kunjungan tamu dari berbagai daerah bahkan tamu dari luar negeri yang sengaja datang untuk studi banding penataan pinggiran sungai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Serahkan DIPA dan Buku Alokasi TKD 2024, Belanja Negara di DIY 2024 Naik 12,08 Persen
- Soal Video Ade Armando Senggol Keistimewaan DIY, GKR Hemas: Pasti Itu Pesanan, Tapi Yo Gak Popo
- Dishub Jogja Petakan Titik Parkir Liar Jelang Libur Akhir Tahun, Ini Salah Satunya
- Desentralisasi Pengelolaan Sampah, ORI DIY: Penutupan TPA Piyungan Tidak Sesuai Perda
- Pasar Murah di Alkid, Cabai Rp5 Ribu per Ons Habis Diserbu Warga
Advertisement
Advertisement