Advertisement
HIBAH KONI JOGJA : Pakar : Pemkot Perlu Segara Cabut Jabatan Sukamto
Advertisement
Hibah Koni Jogja telah diputuskan hakim.
Harianjogja.com, JOGJA -- Kepala Kantor Kesatuan Bangsa (Kesbang) Kota Jogja, Sukamto dinilai memanipulasi dan bersalah dalam kasus korupsi dana hiban Komite Olah Raga Nasional Indonesi (KONI) Kot Jogja.
Advertisement
Sukamto dinilai memanipulasi kegiatan tanpa diketahui pengurus KONI seperti pembangunan pusat latihan atlet daerah (PPLPD), pengadaan sarana dan prasarana olahraga, dan bantuan kelompok masyarakat. Kerugian negara Rp900 juta terdiri dari Rp800 juta untuk kelompok masyarakat yang tidak berhak menerima, dan Rp100 juta digunakan untuk kepentingan pribadi yang diklaim Sukamto dibelikan matras untuk alas latihan olahraga Taekwondo.
Sementara Sukamto menyatakan akan mengajukan upaya hukum banding atas putusan tersebut. Ia merasa tidak melakukan korupsi seperti yang dituduhkan.
"Saya justru ingin menyelamatkan keuangan negara yang dikorupsi oknum KONI," katanya.
Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM), Zainurrohman mendorong walikota Jogja mengambil sikap untuk mencopot jabatan Sukamto dari Kepala Kesbang Kota Jogja, sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam pemberantasan korupsi.
Bahkan, kata dia, secara etika ketika pejabat negara terkena kasus korupsi yang masih dalam proses persidangan pun sejatinya harus mengundurkan diri atau berhenti sementara.
"Bagaimana mungkin seorang pejabat negara yang dalam proses hukum bisa fokus dalam tugasnya melayani masyarakat," kata Zainurrohman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Densus 88 Pelajari Pola Radikalisasi Pelaku Ledakan SMAN 72
Advertisement
5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Pemadaman Listrik Hari Ini di Sleman dan Jogja, Sabtu 8 Nov
- Jalur Trans Jogja Hari Ini, Sabtu 8 November 2025, Bayar Pakai QRIS
- Kulonprogo Siap Jalankan MBG untuk Difabel dan Lansia
- Bantul Tunggu Kejelasan Program MBG untuk Lansia dan Difabel
- RTH Perkotaan Sleman Baru 9 Persen, Jauh dari Standar Ideal
Advertisement
Advertisement



