Advertisement
KONFLIK PENAMBANGAN KULONPROGO : Penambang akan Bangun Corblok, Warga Ingin Aspal

Advertisement
Konflik penambangan Kulonprogo dengan warga di Hargowilis Kokap belum menemukan titik temu
Harianjogja.com, KULONPROGO-PT. Harmak Indonesia sebagai pengelola aktivitas penambangan andesit di Dusun Clapar III, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap menjanjikan perbaikan jalan berupa corblok. Meski demikian, warga terdampak penambangan, khususnya di Dusun Blubuk, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih tetap menginginkan jalan aspal.
Advertisement
Manajer Operasional PT Harmak Indonesia, Ragil Triawan menyatakan perusahaannya siap bertanggung jawab terhadap kerusakan jalan menuju area penambangan. Dia mengatakan, perusahaan masih mencari solusi paling tepat dan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait. “Ini mau ke balai desa untuk koordinasi juga,” kata Ragil, Senin (30/5/2016).
Ragil memaparkan, PT Harmak Indonesia sebenarnya sudah merancang program pembangunan jalan jangka panjang. Pengecoran jalan dari Blubuk menuju area penambangan yang panjangnya diperkirakan mencapai 2,6 kilometer (km) nantinya dilakukan secara bertahap, yaitu 150 meter per tiga bulan. Realisasi rencana tersebut ditargetkan mulai pada musim libur lebaran atau sekitar awal Juli mendatang.
Menurut Ragil, jalan corblok lebih kuat dan awet dibanding aspal. Meski demikian, dia tetap akan mengomunikasikan tuntutan warga yang lebih menghendaki aspal kepada atasannya. “Permintaan warga akan kami sampaikan ke manajemen,” ucap dia.
Sementara itu, warga berharap perbaikan jalan dipercepat. Setidaknya, jalan yang awalnya dibangun dengan swadaya masyarakat itu bisa lebih nyaman dilalui saat hari raya Idul Fitri.
Namun, melihat hasil sampel pengecoran yang sudah ada di dua titik, warga merasa tidak puas karena dianggap kurang lebar. Salah satu warga Blubuk, Sulardi kemudian mengungkapkan jika warga akhirnya lebih memilih jalan aspal.
Sulardi mengatakan, kesepakatan antar warga dan perusahaan perlu diperbarui. Salah satunya mengenai batas tonase yang diijinkan untuk setiap armada pengangkut hasil tambang. Pasalnya, beban yang dibawa setiap armada ke diperkirakan tidak hanya enam ton, tetapi hingga 12-13 ton.
Dia menambahkan, sementara ini warga tidak ingin ada armada pengangkut hasil tambang yang melintas sebelum jalan diaspal ulang. “Kami tidak ingin menutup tambang. Setelah bagus, baru boleh lewat lagi,” ungkap Sulardi.
Warga Blubuk lainnya, Asyifa Damar Putri pun berharap perbaikan jalan segera dilaksanakan. Hal itu karena jalan rusak telah menyebabkan beberapa kecelakaan. “Kami merasa resah. Dulu saya pernah jatuh, adik saya juga,” ujar Asyifa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ditunjuk Jadi Menpora, Erick Thohir: Kita Harus Lakukan Terobosan
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Nelayan Kulonprogo Jarang Melaut karena Angin dan Ombak Tinggi
- Kuota Sampah Kota Jogja di TPA Piyungan Tersisa 2.400 Ton
- Sampah dari Jogja Dibuang ke TPST Piyungan, Sultan: Sampai Akhir 2025
- Pemkot Jogja Tingkatkan Kesehatan Masyarakat melalui Perbaikan RTLH
- Catat Rangkaian Kegiatan Menarik Selama HUT ke-74 Pemkab Kulonprogo
Advertisement
Advertisement