Advertisement

CUACA EKSTREM : Gunungkidul Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana

David Kurniawan
Jum'at, 28 Oktober 2016 - 16:55 WIB
Nina Atmasari
CUACA EKSTREM : Gunungkidul Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Sejumlah warga melakukan kerja bakti untuk membersihkan puing-puing rumah milik Samsudin yang tersapu angin kencang pada Minggu (16/10 - 2016) siang. (Foto istimewa)

Advertisement

Cuaca ekstrem menyebabkan Pemkab Gunungkidul menetapkan status siaga darurat bencana

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul menetapkan status siaga darurat bencana sejak Jumat (21/10/2016) lalu. Peningkatan status ini akan berlangsung selama tiga bulan dan berakhir pada 20 Januari tahun depan.

Advertisement

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Budhi Harjo mengatakan penetapan status siaga darurat bencana tidak lepas dari intensitas hujan yang terus meninggi. Langkah ini ditetap juga tidak lepas dari koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika terkait dengan perkembangan cuaca terkini.

“Kita tidak sembarangan menetapkan status kedaruratan karena kebijakan itu berdasar pada kondisi di lapangan,” kata Budhi, Jumat (28/10/2016).

Dia menjelaskan, tindak lanjut dari penetapan ini BPBD akan mendirikan tujuh posko pantau. Rinciannya, satu posko berdiri di kantor BPBD, sedang posko lainnya akan didirikan di enam kecamatan meliputi Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong. Pemilihan enam kecamatan untuk posko tidak lepas dari sisi potensi di mana wilayah tersebut merupakan daerah rawan longsor.

“Meski posko hanya didirikan di tujuh titik, namun penetapan siaga darurat bencana akan disebarkan ke seluruh kecamatan. Hal itu dilakukan  untuk mengurangi risiko bencana yang mungkin muncul,” papar dia.

Berdasar pemetaan yang dilakukan BPBD, di Gunungkidul terdapat tiga potensi bencana meliputi angin kencang, rawan longsor dan banjir. Budhi menjelaskan, untuk angin kencang potensinya meyebar di seluruh wilayah. Sementara untuk banjir tersebar di beberapa titip seperti Kota Wonosari, terutama yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Besole, sedang di Kecamatan Ngawen lokasi rawan banjir berada di Desa Watusigar.

“Potensi itu muncul tidak lepas dari beradaan Kali Oya yang mengalir melalui desa tersebut,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Agresi Israel, Penduduk Gaza Diperkirakan Krisis Pangan dalam Enam Pekan Lagi

News
| Kamis, 25 April 2024, 12:27 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement