Advertisement
Pasar Gentan Direvitalisasi, Pedagang Direlokasi
Advertisement
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman merehabilitasi total pasar tradisional tersebut agar tidak lagi terkesan kumuh
Harianjogja.com, SLEMAN- Ratusan pedagang Pasar Gentan direlokasi. Pasalnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman merevitalisasi total pasar tradisional tersebut agar tidak lagi terkesan kumuh.
Advertisement
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pedagang Pasar Tradisional Disperindag Sleman Haris Martapa mengatakan pasar tersebut diperbaiki total untuk mempercantik. Pemkab, katanya, berkomitmen untuk memodernisasi pasar-pasar tradisional agar bersih dan nyaman.
"Dengan begitu, keberadaan pasar-pasar tradisional bisa tetap eksis. Pedagang juga ditata, termasuk stan disusun sesuai dengan jenisnya untuk memudahkan pengunjung," ujarnya kepada Harianjogja.com, Jumat (26/5/2017).
Tahun ini, katanya, beberapa pasar tradisional direvitalisasi total. Selain Pasar Kalasan, pihaknya juga merevitalisasi Pasar Gentan. Pembangunan ulang pasar yang berlokasi di Sinduharjo, Ngaglik tersebut memakan waktu sekitar delapan bulan, mulai Mei hingga Desember mendatang.
Total anggaran yang disediakan untuk proyek tersebut sebesar Rp6 miliar. Untuk sementara, lanjutnya, sekitar 284 pedagang pasar direlokasi ke sebelah Selatan pasar. "Jaraknya hanya 300 meter dari pasar lama, proses pemindahan sudah dua pekan lalu," ujarnya.
Sementara itu, sejumlah pedagang mengakui jika revitalisasi pasar lama dibutuhkan karena selama ini kondisi pasar tersebut terlihat kumuh. Saat ini mereka menempati kios-kios yang lebih kecil di lokasi relokasi. Meski begitu, mereka juga meminta agar fasilitas lokasi relokasi dapat segera dibenahi.
Siti Nurul mahmadah, misalnya, berharap agar ada konblok di sekitar kios pedagang. Hal itu dibutuhkan lantaran saat kemarau, debu-debu di sekitar lokasi dikawatirkan beterbangan karena disapu angin. Oleh karenanya, dia berharap agar tanah di sekitar kios segera diberi komblok. Keberadaan konblok juga diperlukan mana kala nanti masuk musim hujan.
"Biar jalannya nggak becek. Saya jualan makanan. Sebelumnya menempati ruang tertutup, tapi sekarang terbuka. Khawatir debu saja," ujarnya.
Menurutnya, penempatan kios bagi para pedagang di lokasi relokasi ditentukan berdasarkan sistem lotre. Selain pemilik kios, para penyewa kios juga diberi kesempatan untuk mempati kios berukuran 2x1 meter itu.
"Karena jumlah bertambah, banyak juga yang tidak dapat kios. Soalnya saat sosialisasi tidak datang, akhirnya bingung sendiri," katanya.
Hal senada disampaikan Isti Daryati, penjual makanan ringan di lokasi tersebut. Menurutnya, sejak menempati lokasi tersebut banyak pelanggannya yang hilang. Kondisi tersebut terjadi karena banyak pelanggan yang belum mengetahui lokasi baru yang ditempati saat ini. "Pelanggan lama hilang biasa, tapi lama-lama terbiasa juga,"ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Korban Apartemen Malioboro City Bakal Bergabung dengan Ratusan Orang untuk Aksi Hari Buruh
- Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi
- Biro PIWPP Setda DIY Gencarkan Kampanye Tolak Korupsi
- Anggota DPR RI Sebut Perlu Ada Honor untuk Pengambil Sampah Rumah Tangga di Jogja
- BPBD DIY Mewaspadai Lonjakan Pembuangan Sampah ke Sungai Imbas TPA Piyungan Ditutup
Advertisement
Advertisement