Advertisement
TPID Gunungkidul Berupaya Stabilkan Harga Jelang Lebaran
Advertisement
Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Gunungkidul bersama dengan Perusahaan Umum Logistik (Bulog) berupaya melakukan stabilisasi harga
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Gunungkidul bersama dengan Perusahaan Umum Logistik (Bulog) berupaya melakukan stabilisasi harga. Salah satunya adalah dengan membentuk rumah pangan kita (RPK) yang menyediakan pangan dan sembako dengan harga yang murah.
Advertisement
Koordinator TPID Gunungkidul, Sri Suhartanto mengatakan pihaknya telah melakukan antisipasi untuk mencegah lonjakan harga bahan pangan dan kebutuhan pokok. Salah satunya adalah dengan membentuk RPK. “Dari data awal sudah ada 20 RPK yang tersebar di sejumlah toko kelontong di desa-desa,” kata dia, Senin (29/5/2017).
RPK merupakan bagian dari gerakan stabilisasi pangan yang telah dicanangkan pemerintah. Harapannya RPK dapat semakin banyak, dan tersebar di desa-desa melalui toko kelontong. Karena fungsi RPK sendiri adalah untuk membantu menyalurkan kebutuhan pokok dengan harga yang stabil.
“Bagi yang berminat bisa langsung berkoordinasi dan mendaftar ke Bulog. Mereka bisa menjual komoditi, membantu menyalurkan dengan mengambil dari Bulog. Semakin banyak [RPK] semakin baik,” jelas Suhartanto yang juga merupakan Kepala Bagian Perekonomian, Sekretariat Daerah Gunungkidul.
Selain itu, untuk stabilisasi harga pada saat bulan puasa dan menjelang lebaran, di Gudang Bulog, Logandeng Gunungkidul juga digelar pasar murah. Sejumlah kebutuhan pokok yang masih ada di gudang dijual dengan harga dibawah standart.
Sementara Itu, Pejabat Humas Perum Bulog Divisi Regional DIY, Yudha Aji menambahkan pihaknya mengaku telah bekerjasama dengan pemerintah kabupaten untuk melakukan stabilisasi pangan. Selain dengan pasar murah, program RPK nantinya akan dilakukan dalam jangka panjang.
Dia menjelaskan untuk komoditas yang tersedia di RPK adalah beras, gula pasir, daging sapi, bawang putih, bawang merah, trigu, dan telur. Dari sejumlah komoditas itu nantinya RPK akan mendapatkan harga pokok, lalu akan ditentukan penjualanya sesuai harga eceran tertinggi (HET).
“Jadi diharapkan RPK tidak menjual melebihi HET ke konsumen. Misalnya seperti gula pasir itu HET sebesar Rp12.500 per kilogram (kg), terus bawang putih yang kemarin mengalami lonjakan harga itu HET-nya sebesar Rp38.000 per kg,” ungkapnya.
Dengan demikian pihaknya berharap keterjangkauan harga dan ketersediaan barang pokok di masyarakat dapat terpenuhi. Dan dalam jangka pendek, tujuan adanya RPK agar tidak terjadi lonjakan harga di pasaran saat menjelang lebaran dapat terwujud.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Ungkap Mantan Kepala Bea Cukai Jogja Lakukan Pencucian Uang Capai Rp20 Miliar
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem
- Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
Advertisement
Advertisement