Advertisement

Belum Dilakukan, Konversi Gas untuk Nelayan Gunungkidul Sudah Hadapi Kendala

David Kurniawan
Jum'at, 03 November 2017 - 22:20 WIB
Kusnul Isti Qomah
Belum Dilakukan, Konversi Gas untuk Nelayan Gunungkidul Sudah Hadapi Kendala HARIANJOGJA/GIGIH M. HANAFIKEMBALI MELAUT-- Beberapa nelayan merapikan jaring yang baru saja digunakan melaut di Pantai Baron, Gunung Kidul, Selasa (28 - 2). Kondisi cuaca yang mulai membaik di perairan Laut Selatan para nelayan kembali melaut setelah sempat menganggur selama sekitar dua bulan akibat cuaca buruk. Setiap hari mereka rata/rata mendapatkan tangkapan yang sebagian besar berupa ikan tongkol sekitar 30 Kilogram per hari dan dijual dengan harga Rp 10.000 per kilogram.

Advertisement

DKP Gunungkidul khawatir program konversi gas untuk nelayan tidak berjalan lancar

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul siap mendukung wacana Pemerintah Pusat dalam program konversi bahan bakar minyak ke gas untuk kebutuhan melaut. Namun, pemerintah diminta memperhatikan beberapa kendala yang mungkin terjadi saat program benar-benar dijalankan.

Advertisement

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul Khairudin mengakui program konversi gas untuk nelayan belum ada perkembangan. Pascasosialisasi yang dilaksanakan beberapa bulan lalu, hingga sekarang belum ada koordinasi lanjutan terkait dengan program tersebut. “Intinya kami siap membantu, tapi semua ini sangat tergantung kebijakan dari pemerintah pusat,” kata Khairudin kepada Harian Jogja, Kamis (2/11/2017).

DKP Gunungkidul mengaku siap mendukung program konversi sehingga dapat berjalan dengan lancar, terlebih lagi penggunaan gas untuk bahan bakar melaut diklaim lebih hemat. Namun, dari hasil analisa di lapangan, program tersebut memiliki tantangan tersendiri jika dilaksanakan di kawasan Laut Selatan.

http://cms.solopos.com/?p=854996">Baca juga : Konversi Gas untuk Nelayan Pesisir Selatan Masih Sebatas Sosialisasi, Kapan Realisasi?

Karakteristik wilayah dan ketinggian gelombang yang berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia harus benar-benar diperhatikan. Khairudin mengungkapkan, ada potensi penggunaan gas untuk melaut di Pantai Selatan kurang optimal. Penggunaan gas sebagai bahan bakar akan lebih irit. Namun, konsekuensi itu berdampak terhadap kekuatan mesin kapal yang menjadi lebih lambat.

“Ini yang jadi permasalahan karena aktivitas kapal dari darat ke laut membutuhkan kekuatan yang maksimal karena kuatnya gelombang di Pantai Selatan. Ditakutkan jika menggunakan gas sebagai bahan bakar tidak bisa digunakan menuju ke tengah sehingga aktivitas menangkap ikan jadi terkendala,” ujar dia.

http://cms.solopos.com/?p=811837">Baca juga : Program Konversi Gas Belum Maksimal, Apa Penyebabnya?

Khairudin pun berharap agar masalah ini benar-benar diperhatikan sehingga pemberian converter kit sebagai penunjang program konversi gas tidak menjadi sia-sia. “Untuk itu kami minta dikaji dengan benar. Sebab dengan kondisi dan karakteristik itu, para nelayan sudah menggunakan mesin kapal yang khusus agar bisa melewati kuatnya gelombang di Pantai Selatan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Vladimir Putin Kembali Maju dalam Pemilu Presiden Rusia Maret 2024

News
| Sabtu, 09 Desember 2023, 12:17 WIB

Advertisement

alt

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul

Wisata
| Rabu, 06 Desember 2023, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement