Advertisement
Jembatan Gantung Wunut Baru Tahap Identifikasi, Kapan Pembangunan Kembali?
Advertisement
Perbaikan jembatan gantung Wunut di Dusun Kedungmiri, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri yang rencananya akan digarap oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) masih menunggu kepastian dari pusat
Harianjogja.com, BANTUL —Perbaikan jembatan gantung Wunut di Dusun Kedungmiri, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri yang rencananya akan digarap oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) masih menunggu kepastian dari pusat.
Advertisement
Baca juga : http://m.harianjogja.com/?p=881843">Jadi Objek Wisata, Jembatan Gantung di Bantul segera Dibangun Kembali
Pasalnya hingga kini Kemenaker dan rekanan baru melaksanakan tahap identifikasi lokasi.
Kepala Bidang Penempatan Kerja, Perluasan Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans Bantul Istirul Widalastuti membenarkan hal tersebut.
Menurutnya pasca tim Kemenaker meninjau lokasi untuk melakukan pengukuran jembatan beberapa waktu yang lalu, belum ada kepastian selanjutnya yang ia dapatkan terkait anggaran dan kapan pembangunan akan mulai dilakukan.
Namun berdasarkan pengalaman lalu, Tirul menyebut finalisasi SK Kemenaker biasanya akan dilakukan pada April. “Setelah dapat SK kita baru bisa tahu petunjuk operasional kerja. Termasuk anggaran,” katanya, Kamis (4/1/2018).
Lebih lanjut Tirul menuturkan anggaran pembangunan jembatan gantung tersebut melekat pada Kemenaker karena menggunakan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pusat. Sedangkan daerah, dalam hal ini Disnakertrans Bantul hanya menjadi tim pelaksana saja.
Menurutnya, selain jembatan gantung Wunut pihaknya juga mengajukan tiga jembatan lain di Sitimulyo Piyungan, Kiringan Jetis, dan juga Sanden. Namun pihak Kemenaker hanya memilih Wunut saja. Ada beberapa alasan Kemenaker memilihnya.
Tirul menyebut sisi kemanfaatan jembatan gantung penghubung dua desa yakni Sriharjo dan Selopamioro tersebut cukup besar. Sebab jembatan itu menjadi akses utama anak sekolah. Selain itu dari sisi urgensi, Kabupaten Bantul kala itu tengah dalam status darurat bencana.
“Total di seluruh Indonesia kan ada 20 jembatan gantung yang akan dibangun Kemenaker. 10 unit murni dari anggaran kementerian, lainnya dari CSR,” imbuhnya.
Alasan lain adalah pertimbangan bentangan sungai yang tak lebih dari 100 meter.
Tirul menambahkan untuk pengerjaan jembatan nantinya akan menggunakan model padat karya. Artinya masyarakat setempat yang akan membangun jembatan gantung yang baru tersebut. Itu bertujuan untuk memberdayakan dan membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar.
Sebagai mana diketahui, jembatan gantung Wunut yang menghubungkan dua desa di kecamatan Imogiri ambrol akhir November lalu. Akibatnya penduduk kedua desa seringkali terpaksa menyeberang sungai secara langsung.
Padahal aliran Sungai Oya tersebut cukup dalam dan arusnya deras. Selain itu, sektor pariwisata pun lumpuh karena jembatan gantung tersebut merupakan ikon desa wisata Srikemenut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

2 Jam Diperiksa Dewas KPK, Firli Pilih Bungkam di Depan Wartawan
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Alternatif ke Gunungkidul Dibuka saat Nataru, Tanpa Lewat Tanjakan Piyungan-Patuk
- Sempat Dianggap Hama, Bunga Amarilis Patuk Kini Jadi Primadona Wisatawan
- Tanggapi Video Ade Armando, DPRD DIY : Rendahkan dan Lukai Rakyat Jogja
- 17 Perusahaan di Kota Jogja Komitmen Penuhi Hak Anak
- Jadwal KRL Jogja Solo, 5 Desember 2023 dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement