Advertisement

Mengenal Aulrches Miliaris, Serangga Beracun yang Meresahkan Warga Gunungkidul

Herlambang Jati Kusumo
Minggu, 21 Januari 2018 - 09:20 WIB
Nina Atmasari
Mengenal Aulrches Miliaris, Serangga Beracun yang Meresahkan Warga Gunungkidul

Advertisement

Hama belalang menyerang Tegal Ngrancahan perbatasan Baleharjo dan Karangrejek, Wonosari

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--- Hama belalang yang menyerang Tegal Ngrancahan perbatasan Baleharjo dan Karangrejek, Wonosari merupakan belalang dengan nama ilmiah Aulrches miliaris (Orthoptera: Pyrgomorphidae).

Advertisement

Baca juga : http://m.harianjogja.com/?p=886660">Serangga Beracun Meresahkan Warga Wonosari

Dikatakan dosen jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian UGM, Edhi Martono bahwa belalang dengan nama ilmiah Aulrches miliaris (Orthoptera:Pyrgomorphidae) tersebut memang wajar keluar di bulan seperti ini.

"Memang siklus hidupnya Januari - Juli menetas. Ya, jadi paling tidak siklusnya setahun sekali muncul, karena ada waktu ketika telur belum menetas antara 4-5 bulan," ujarnya pada Harianjogja.com, Sabtu (20/1/2018).

Menurutnya biasanya belalang yang juga biasa disebut belalang setan itu hidup di hutan. Dia mengatakan kemungkinan juga ada pengaruh lainnya, sehingga belalang tersebut sampai menyerang di pertanian warga. Hal itu dimungkinkan, karena pakan tempat asal mereka habis, atau ditebangi.

Terkait keluhan masyarakat yang gatal setelah memegang belalang itu, Edhi mengimbau warga jangan asal mencoba memegang, apalagi mencoba digoreng seperti jenis belalang lainnya yang biasa dikonsumsi di Gunungkidul.

Untuk pengendalian hama tersebut dia tidak menganjurkan penggunaan pestisida.

"Untuk pengendalian hamanya bisa dengan menggunakan bahan tumbuhan yang mengandung racun seperti nikotin (misalnya tembakau). Direndam semalam, untuk sekitar 0,5 kg daun dengan 1 liter air, kemudian paginya disaring, dan yang 1 liter ditambah air lagi sekitar 4 - 9 l. Jaman Belanda pernah dicoba dengan minyak limbah ikan [visolie] dan sabun," ujarnya.

Dia juga mengatakan dari data lawas berasal dari buku Kalshoven (1951) De plagen van de cultuurgewassen in Indonesis belalang tersebut pernah dibahas. "Pada Februari/Maret 1923 pernah dilaporkan merebak di Jawa Tengah. Siklus hidupnya dari telur dengan pakan Desmodium di Buitenzorg [Bogor] bisa mencapai 9-10 bulan, sementara fase telur dapat bertahan sampai dengan empat bulan. Jadi mungkin ini memang waktunya dewasa dan berkembang biak [menjelang Februari]," ujarnya.

Berdasar data laporan Zaman Belanda itu dikatakan Edhi, berarti belalang setan tersebut sudah ada sejak hampir 100 tahunan yang lalu ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Hakim Konstitusi Arief Hidayat Tak Terbukti Melanggar Kode Etik

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 16:27 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement