Advertisement

Warga yang Tinggal di Tempat Ini Rawan Terjangkit Tuberkulosis

Abdul Hamied Razak
Selasa, 06 Februari 2018 - 05:40 WIB
Bhekti Suryani
Warga yang Tinggal di Tempat Ini Rawan Terjangkit Tuberkulosis

Advertisement

Waspadai penyebaran kuman TB.

Harianjogja.com, SLEMAN--Masyarakat diminta mewaspadai penyebaran TB (Tuberkulosis). Kelompok  yang rawan terkena TB adalah anak, lansia, warga yang tinggal di lingkungan kumuh, penghuni lapas/rutan, asrama juga pesantren.

Advertisement

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Nurulhayah mengatakan angka penderita TB di wilayah Sleman tidak jauh berbeda dengan catatan tahun lalu, sekitar 780 orang.  Pihaknya terus menargetkan penurunan jumlah penderita TB. "Kami masih menganalisa penyebab kesulitan untuk menurunkan angka TB. Usaha promosi dan pencegahan tetap kami lakukan untuk mencegah bertambahnya kasus," katanya kepada harianjogja.com, Senin (5/1/2018).

Saat ini dilakukan upaya Eliminasi TB sebagai bagian dari upaya Indonesia bebas TB pada 2035. Eliminasi TB dimulai sejak 2016 dengan peluncuran strategi TOSS-TB yang meliputi peta jalan Eliminasi TB, penemuan intensif, Atif, Massif, dan kemitraan dan mobilisasi sosial.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Bidang Penanggulangan Penyakit Dinkes Sleman Dulzaini menjelaskan untuk mencegah TB perilaku hidup bersih dan sehat harus dilakukan. Salah satu yang paling mudah dikerjakan dengan membuka jendela dan pintu setiap pagi agar udara dan sinar matahari masuk. "Jangan membuang dahak di sembarang tempat, tidak merokok dan minum minuman keras, dan aktivitas negatif lainnya," katanya.

Menurutnya ciri-ciri terduga TB yang utama adalah batuk berdahak lebih dari dua minggu. Sedangkan ciri yang lain adalah dahak bercampur darah, batuk darah, sesak napas, badan lemas, nafsu makan menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan  fisik, demam lebih dari satu bulan.

"Yang perlu diketahui oleh masyarakat bahwa penyakit TB bukan penyakit keturunan namun penyakit yang  disebabkan oleh kuman TB. Penyakit ini dapat menular dari penderita kepada orang lain  menular langsung melalui percik renik diudara," katanya.

Sumber penularan adalah dahak yang mengandung kuman TB, maka pada waktu batuk atau bersin penderita TB diharapkan dengan menutup dengan tisu atau pelindung lain misalnya masker. Pengobatan TB memakan waktu cukup lama dan tidak boleh terputus. Pada tahap awal sekurang-kurangnya enam bulan atau empat bulan setelah konversi biakan. "Lama pengobatan tahap awal dan tahap lanjutan paling sedikit 18 bulan setelah terjadi konversi biakan, dan lama pengobatan berkisar  19 – 24 bulan yang terdiri dari pengobatan tahap awal dan tahap lanjutan," katanya.

Keterkaitan TB dan angka kematian pada perempuan adalah angka kematian ibu akibat persalinan mencapai 10.488/tahun atau 228/100.000 persalinan, sedang TB juga penyebab kematian ibu nomor tujuh dan nomor satu untuk indirect obstetric death.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Ajukan Praperadilan, KPK: Silahkan, Itu Hak Tersangka

News
| Rabu, 24 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement