Advertisement
Jelang Pemilu Kasus Intoleransi Bakal Marak
Advertisement
Gerakan melawan intoleransi perlu digaungkan.
Harianjogja.com, JOGJA--Jelang Pemilu 2019 intoleransi diprediksi akan terus meningkat karena berpotensi sengaja dimanfaatkan untuk kepentingan kampanye politik. Gerakan melawan intoleransi perlu terus digaungkan di 2018 yang dikenal sebagai tahun politik ini. Sejumlah aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU) menggelar diskusi untuk menyikapi persoalan intoleransi pada Kamis (22/2/2018).
Advertisement
Koordinator Nasional Pendidikan Khusus Dai Ahlus Sunnah Wal Jamaah 1926 (Densus 26) NU Umarudin Masdar menyatakan penggunaan isu agama dalam politik tidak hanya merusak proses konsolidasi demokrasi namun juga merusak pendewasaan keberagaman umat. Bahkan akhir-akhir ini radikalisme dan intoleransi terus terjadi seiring Pilpres 2019.
Menurutnya, ada hubungan yang kuat antara meningkatnya intoleransi dan radikalisme tersebut dengan semakin dekatnya pelaksanaan Pemiku 2019. "Karena isu sara, intoleransi ini potensial untuk dimanfaatkan sebagai kepentingan kampanye, maka dampaknya, intoleransi jadi meningkat," terangnya dalam rilis yang dikirim kepada Harianjogja.com, Kamis (22/2/2018).
Wakil Sekretaris PP Lakpesdam NU ini menilai, jika kebiasaan memainkan isu intoleransi dan radikalisme itu dibiarkan, tidak hanya membuat kehidupan berpolitik menjadi rusak namun juga dapat mengiring bangsa menuju perpecahan.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong penyelenggara pemilu serta lembaga pengawas dapat bekerja lebih maksimal dalam mengawal jalannya proses demokrasi. Kampanye dengan menyebarkan isu intoleransi, baik dilakukan secara langsung maupun media sosial harus ditindak tegas. Karena tindakan itu tidak mendidik, baik dari sisi politik maupun keagamaan.
"Pemerintah harus mewajibkan bahwa ormas-ormas harus mengakui Pancasila agar tidak muncul benih intoleransi dan radikalisme," ujarnya.
Anggota Densus 26 NU Wahyudi berharap masyarakat, terutama calon pemilih agar lebih peduli pada isu toleransi. Serta harus berani secara tegas menolak kampanye yang mengembangkan intoleransi. Namun, sebaiknya masyarakat tidak main hakim sendiri dengan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum jika ditemukan ada pihak yang memainkan isu intoleransi.
"Mari kita jadikan momentum tahun politik ini untuk melawan intoleransi, dengan melaksanakan politik yang santun, mendidik dan mencerdaskan," ungkap dia. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Jalan-jalan ke Lokasi Wisata di Jogja Naik Trans Jogja Saja, Cek Tarif dan Jalurnya di Sini
- Tarif dan Jadwal DAMRI Semarang Jogja
- Jadwal Pemadaman Listrik di Jogja dan Sekitarnya Hari Ini, Sabtu 5 Juli 2025, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 5 Juli 2025: Job Fair di Jogja, Program 3 Juta Rumah, Kampung Nelayan Merah Putih di DIY
- Jadwal Angkutan KSPN Sinar Jaya dari Malioboro ke Pantai parangtritis Bantul dan Pantai Baron di Gunungkidul
Advertisement
Advertisement