Advertisement
Badai Cempaka Pengaruhi Persebaran Leptospirosis
Advertisement
Pada 2018, jumlah penderita leptospirosis terbanyak ada di Bantul, sedangkan tahun lalu di Gunungkidul
Harianjogja.com, BANTUL-Perubahan persebaran leptospirosis tahun ini ditengarai lantaran banjir besar akibat Siklon Tropis Cempaka pada akhir tahun lalu.
Advertisement
Pada 2018, jumlah penderita leptospirosis terbanyak ada di Bantul, sedangkan tahun lalu di Gunungkidul. Hingga akhir Maret, ada lima orang yang meninggal karena leptospirosis, satu positif karena zoonosis tersebut dan lima lainnya masih dugaan.
Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan, wilayah Bantul sangat rentan terhadap penyakit yang media penyebarannya melalui air ini. Musababnya, akhir tahun lalu, Bantul dilanda banjir besar karena Siklon Tropis Cempaka.
Selain itu, Bantul berada di selatan dan menjadi muara bagi aliran air sungai wilayah lainnya. Jika ada leptospira yang terbawa air melalui sungai, bakteri itu bakal menuju ke saluran-saluran air di wilayah Bantul.
“Bantul jadi tempat pembuangan aliran air, sementara Kota Jogja dan Sleman termasuk wilayah endemis leptospirosis,” ucap dia kepada Harianjogja.com, Jumat (23/3/2018).
Dinkes Bantul menempuh tiga langkah untuk mengendalikan persebaran zoonosis ini, yakni mengampanyekan pola hidup bersih dan sehat, memberikan disinfektan dan juga tawas pada air di wilayah sekitar tempat tinggal pasien leptospirosis, menyiapkan Lepto Tek untuk mendeteksi leptospirosis pada tubuh seseorang, serta bekerja sama dengan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (Diperpautkan) Bantul.
Kerja sama dengan jawatan lain sangat penting karena petani merupakan kelompok paling rentan terjangkit leptospirosis. “Sehari-hari mereka tak bisa dipisahkan dengan air. Sawah seringkali terendam air dan tikus juga terkadang bersarang di sana,” kata dia.
Dinkes Bantul telah menggandeng tim peneliti dari Balai Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara untuk memetakan wilayah dan mengetahui sumber penyebaran penyakit ini. “Hasilnya baru bisa diketahui dua bulan lagi. Tapi sambil menunggu itu kami harus meningkatkan kewaspadaan,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pembangunan Sekolah Rakyat Ditargetkan Rampung Sebanyak 135 Lokasi pada 2026
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
- Polisi Menangkap Tiga Pelaku Penganiayaan Ojol Pengantar Makanan di Pintu Masuk UGM
Advertisement