Advertisement

Peternak Sapi Perah Terancam Punah

Selasa, 27 Maret 2018 - 17:40 WIB
Bhekti Suryani
Peternak Sapi Perah Terancam Punah

Advertisement

Peternak yang tersisa saat ini mayoritas berusia lanjut.

Harianjogja.com, SLEMAN-- Peternakan sapi perah di wilayah Sleman terancam punah. Hal itu terjadi lantaran regenerasi peternak sapi sangat rendah.

Advertisement

Hal itu diungkap Sunardi, pengurus Koperasi Sarono Makmur dan peternak sapi perah di Argomulyo Cangkringan. Menurutnya, setiap digelar rapat anggota tahunan (RAT) yang datang semuanya lanjut usia. "Yang hadir 70 persen lansia. Peternakan sapi perah ini sulit diminati oleh generasi muda. Ini menjadi persoalan kalau tidak ada solusinya, bisa habis," katanya di sela-sela kegiatan Workshop Kemitraan Peternak Sapi yang digelar oleh Nutricia-Sarihusada, Senin-Selasa (26-27/3/2018) di The Rich Hotel Jogja.

Hal senada disampaikan Sugeng, peternak sapi perah dari Umbulharjo, Cangkringan. Menurutnya, generasi muda enggan menjadi peternak sapi perah karena dinilai tidak menguntungkan. "Seringkali hasil peternakan susu tidak untung karena harga konsentrat yang mahal. Akibatnya banyak peternak yang beralih pekerjaan ke sektor wisata. Kami minta bagaimana pemerintah bisa menyemangati generasi muda untuk tetap tertarik beternak sapi perah," pintanya.

Selain masalah regenerasi, para peternak sapi perah juga menghadapi persoalan untuk meningkatkan produksi susu dan populasi sapi perah. Untuk wilayah Argomulyo, produksi susu per hari hanya 3.000 liter. Yang masuk ke koperasi 2.000 liter sementara yang dijual langsung ke tengkulak dan konsumen hanya 1.000 liter. Padahal kebutuhan penjualan susu setiap hari rata-rata dua ton. Selain untuk konsumsi anak-anak sekolah, susu sapi tersebut juga diolah menjadi keju.

Selain masalah tersebut peternak juga dihadapkan pada masalah harga jual susu. Di pasaran harga jual susu sapi per liter antara Rp4.000-Rp5.000. Kondisi tersebut menyebabkan peternak sapi tidak mendapat keuntungan karena harga jual nyaris sama dengan biaya produksi. Tingginya biaya produksi dikarenakan harga pakan (konsentrat) cukup tinggi sekitar Rp4.000 perkg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Alasan Kepolisian Hentikan Penyidikan Kasus Aiman Witjaksono

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 15:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement