Universitas Sanata Dharma Luluskan 93 Apoteker Profesional
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Universitas Sanata Dharma (USD) kembali melahirkan 93 apoteker angkatan ke-34 dari Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas Farmasi. Pengambilan sumpah apoteker dipimpin oleh Rektor USD Johanes Eka Priyatma di Auditorium Driyarkara, USD Jalan Affandi, Depok, Sleman, Sabtu (7/4/2018).
Lima apoteker yang masing-masing memiliki IPK 4,00 diberi penghargaan. Mereka yakni Nadia Okky Luciana dengan nilai ujian kompetensi apoteker Indonesia (UKAI) 75,50, Asti Aprilia Putri nilai UKAI 75,00, Edwin Tesalonika nilai UKAI 70,50, Veronica Olivia dengan nilai UKAI 69,50, dan Wina Susana nilai UKAI 69,50.
Advertisement
Dekan Fakultas Farmasi USD Aris Widayati menjelaskan, dengan disumpahnya 93 apoteker baru, maka PSPA USD telah meluluskan total 2.582 apoteker. Pelaksanaan UKAI menjadi salah satu syarat kelulusan para apoteker lulusan USD. Hal itu menuntut strategi, upaya, dan kerja keras Prodi Profesi Apoteker dan para mahasiswanya.
"Maka jika PSPA telah mengambil sumpah 93 apoteker baru, tentu patut disyukuri sebagai sebuah usaha keras seluruh civitas academica dan para mitra mendukung penyelenggaraan pendidikan PSPA USD," terangnya, Sabtu (7/4/2018).
Rektor USD Johanes Eka Priyatma menambahkan, para calon apoteker yang disumpah sepenuhnya telah menyelesaikan proses pendidikan sehingga siap menjadi tenaga apoteker profesional. Ia berharap ilmu yang didapatkan dapat dimanfaatkan dengan penuh tanggung jawab serta memegang teguh almamater. Mengingat bangsa ini menaruh harapan besar terhadap perguruan tinggi, sehingga setiap ada persoalan selalu kembali ke perguruan tinggi tak terkecuali masalah yang berkaitan alumni.
"Apapun masalah yang ada di masyarakat sumbernya sering diarahkan di perguruan tinggi, kalau kurang tata krama, perguruan tinggi dianggap belum mengajarkan budi pekerti dan seterusnya," tegasnya.
Eka mengajak para apoteker untuk menyadari memikirkan, berusaha dalam menghidupi empat nilai dasar USD. Antara lain, mencintai kebenaran, memperjuangkan keadilan, menghargai keberagaman dan menjunjung tinggi keluhuran martabat manusia.
"Saya lebih suka mengambil metafora, pendidikan adalah menanam. Karena pendidikan bukan membuat bonsai yang mengkerdilkan, tetapi yang baik adalah menciptakan media pembelajaran yang baik," ucapnya.
Kabid SDM Dinkes Kesehatan DIY Hardiah Julianti mengatakan, ilmu apoteker harus berkembang tidak hanya di kefarmasian saja, agar menunjukkan apoteker mampu dalam segala hal. Ia mengingatkan sejumlah program penting bidang kesehatan yang menuntut konsistensi dan tanggung jawab apoteker, seperti pengelolaan pangan dan peningkatan mutu imunisasi.
"Penjaminan mutu vaksin sampai pada anak dimulai dari apoteker bisa mengelola vaksin," ungkapnya.
Ia meminta apoteker dalam melakukan pekerjaan harus bertanggung jawab dan terus menjaga kedisiplinan berkaitan dengan obat. "Kalau izin praktek belum ada, SIP belum ada, jangan sekali-kali melakukan pekerjaan kefarmasian," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
- Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
- Relawan Posko Rakyat 45 Kerahkan Dukungan ke Pasangan Afnan-Singgih
- Hiswana Migas DIY Dorong Pemilik 4 SPBU yang Ditutup agar Lakukan KSO untuk Kelancaran Distribusi BBM
Advertisement
Advertisement