Advertisement
Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail Dipentaskan lewat Drama Klasikal

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Lembaga Raudhotul Athfal (RA)/ Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Muadz Bin Jabal meluluskan sebanyak 63 peserta didik dalam acara tutup tahun ajaran 2018, di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga, Sabtu (28/4/2018). Kegiatan itu diisi dengan drama klasikal diperankan seluruh siswa TK tersebut.
Kepala TK Muadz Bin Jabal Kota Jogja Sapta Dwi Wardhani menjelaskan, pada tutup tahun ini, ada 17 siswa yang diwisuda secara khusus dan diberikan penghargaan karena telah hafal Juz 30 Al-Qur'an. Dari total 63 yang lulus terdiri atas 37 siswa dari TKIT Muadz Bin Jabal di Kampus Prenggan, Kotagede dan Kampus Keparakan, Mergangsan.
Advertisement
Kegiatan itu diisi delapan kelompok yang menampilkan drama klasikal menceritakan kisah Nabi Ibrahim dan Ismail melibatkan sebagian besar siswa Muadz Bin Jabal dari Play Group hingga TK kelompok B. Penampilan yang digelar sejak awal hingga akhir merupakan rangkaian cerita membawa pesan anak yang patuh kepada orang tua serta orang tua yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan. Antusiasme orang tua sangat tinggi dalam menyaksikan drama tersebut.
"Semua yang ditampilkan dari awal sampai akhir ini dalam satu tema tidak pecah-pecah tetapi satu rangkaian cerita. Anak-anak sudah terbiasa karena sering latihan," terangnya, Sabtu (28/4/2018).
Terkait kelulusan, Sapta mengatakan, dari 63 siswa yang lulus, 90% sudah mampu membaca. Ia tak bisa menampik, kebutuhan akan kemampuan membaca pada anak usia TK era saat ini sangat dibutuhkan.
Beberapa SD ada yang mensyaratkan membaca menjadi salah satu ujian masuk. Sehingga para orang tua banyak yang menghendaki diberikannya pembelajaran membaca. Ia memahami usia TK tidak diperbolehkan diajari membaca, tetapi pihaknya menggunakan metode dengan permainan dan tidak mewajibkan siswa harus mengikuti.
"Tetapi kami tidak memaksakan, sesuai kemampuan dan minat setiap siswa dan pembelajaran yang dilakukan melalui beragam permainan," kata dia.
Ia menambahkan, di Muadz Bin Jabal, siswa sudah mulai belajar membaca saat di Play Group sampai TK A dengan strategi pembelajaran menggunakan kartu huruf yang besar. Sehingga belajar membaca bisa dilakukan dengan bermain. Kemudian membaca menggunakan buku baru diberikan saat di kelompok TK B. Pihaknya bersama tim guru di Muadz Bin Jabal sedang menyusun buku panduan belajar membaca dengan menyenangkan.
"Membawa makanan atau barang ditulisi sehingga siswa mulai mengenal, ini nama saya, nama temannya. Kalau di jalan, ada produk barang yang menarik, dibaca, dengan simbol yang familiar, anak langsung bisa membaca," imbuhnya.
Khusus metode hafalan Alquran, lanjutnya, diajarkan secara rutin terutama akan tidur siang didengarkan murotal sehingga familiar di telinga anak. Ia berharap, berbagai upaya yang dilakukan dalam menanamkan pendidikan karakter dapat diterima para siswa. Sehingga ke depan kelak tidak hanya memiliki kepandaian akademik, namun juga menjunjung tinggi moral.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Destinasi Kepulauan Seribu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ini Tarif Penyeberangannya
Advertisement
Berita Populer
- 77 Anak di Gunungkidul Berminat Masuk Sekolah Rakyat, Tahapan Seleksi Tinggal Tunggu Pengumuman
- Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat Gembleng Kader 3 Pilar PDI Perjuangan Kota Yogyakarta
- Serap Gabah 111 Ribu Ton, Bulog Kanwil Jogja Sewa Gudang Tambahan
- Libur Waisak, DIY Diserbu Ratusan Ribu Kendaraan
- Dua Ekor Sapi Kurban untuk Presiden Prabowo Dipasok dari Bantul
Advertisement