Advertisement
Transportasi Sumbang Penurunan Kualitas Udara Terbanyak

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman menyatakan 80% moda transportasi di Sleman menyumbang polusi dan penurunan kualitas udara. Berbagai langkah seperti uji emisi gas buang dan penanaman pohon terus dilakukan untuk mengurangi polusi.
Kasi Pengendalian Pencemaran dan Pemulihan Lingkungan DLH Sleman, Rahmat Budi Saptono, mengatakan faktor yang paling banyak menurunkan kualitas udara di Sleman yaitu gas buang kendaraan bermotor. “Sekitar 80 persen moda transportasi menurunkan kualitas udara,” katanya saat ditemui Harian Jogja, Jumat (27/4).
Advertisement
Ia mengatakan selain gas buang kendaraan bermotor, ada faktor lain yang memicu menurunnya kualitas udara, yaitu sektor industri atau asap pembuangan dari pabrik. Sampai saat ini, menurut Rahmat, DLH Sleman tidak bisa memantau secara rutin. DLH hanya menggunakan metode passive sampler untuk melihat kualitas udara. Uji kualitas udara itu dilakukan terakhir pada 2017 dengan menggunakan sampel di empat titik sesuai standar, yaitu di kawasan Terminal Condongcatur, kawasan Kantor Dinas Perhubungan Sleman, kawasan industri PT Westapusaka Kusuma, dan kawasan permukiman di Perumahan Sleman Permai I. Dari hasil uji yang digelar, kualitas udara di Sleman masih dalam taraf aman atau jauh dari ambang batas.
Menurut Rahmat, meskipun masih aman, ada tren peningkatan polusi akibat kendaraan bermotor. “Meskipun masih aman dan kualitas udara baik, ketika tidak dilakukan langkah-langkah pencegahan lama kelamaan kualitas udara bakal semakin menurun,” ujarnya.
BACA JUGA
Dia mengatakan beberapa kandungan dari gas buang kendaraan bermotor sangat berbahaya bagi kesehatan maupun lingkungan. Kandungan karbonmonoksida berdampak pada gangguan berpikir, dan dalam kadar besar akan menyebabkan kematian. Hidrokarbon juga akan menyebabkan iritasi mata, batuk, dan bercak di kulit.
Rahmat Budi Saptono mengatakan langkah-langkah dalam mencegah agar tren penurunan kualitas udara tidak terjadi yaitu dengan uji emisi dan penanaman pohon. “Kendaraan bermotor harus diuji emisinya, jadi ketika tidak lolos, langsung diperhatikan untuk menekan gas buangnya. Selain itu, pohon yang berfungsi menyerap karbonmonoksida harus diperbanyak,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

PBB: Perempuan Tinggal di Daerah Konflik Capai Angka Tertinggi
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Pembangunan Area Parkir Ketandan Capai 72 Persen
- Tarif Rp12.000, Berikut Jadwal Bus Sinar Jaya Jogja Parangtritis PP
- HUT ke-269 Kota Jogja: Lebih Dekat, Lebih Cepat, Maju Melesat
- Pendidikan Jadi Penopang Ekonomi, Jogja Harus Tetap Inklusif
- Jadwal dan Tarif Bus Damri dari Jogja, Purworejo, Kebumen ke Bandara YIA
Advertisement
Advertisement