Advertisement

Ini Perbedaan Erupsi Freatik dan Letusan Merapi 2010

Salsabila Annisa Azmi
Jum'at, 11 Mei 2018 - 16:50 WIB
Bhekti Suryani
Ini Perbedaan Erupsi Freatik dan Letusan Merapi 2010 Pantauan puncak Gunung Merapi pada Jumat (10/5/2018) pagi pukul 06.40 WIB. - Istimewa/Twitter @BPPTKG

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mengatakan erupsi Gunung Merapi yang terjadi Jumat (11/5/2018) mulai pukul 07.43 WIB merupakan erupsi bersifat freatik.

Sebab tampungan air hujan pada musim hujan lalu tumpah dan mengalami kontak langsung dengan magma yang tertutup oleh material abu endapan lama. Lebih jauh BPBD DIY dan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogja memprediksi tidak akan terjadi erupsi susulan.

Advertisement

Kepala Pelaksana BPBD DIY Birawa Yuswantana mengatakan secara sederhana, material erupsi Merapi pada 2010 berupa abu. Air hujan yang ada di dalam kawah kemudian jatuh ke magma yang tertumpuk material lama tersebut sehingga menghasilkan hujan abu.

Birawa mengatakan abu terbawa angin ke arah selatan dan barat. "Kami dapat laporan abu sampai ke Sedayu dan Godean. Sekarang radius sudah diturunkan menjadi dua kilometer, penduduk Kaliadem [Sleman] bahkan sudah kembali ke rumah masing-masing," kata Birawa saat press conference di BPBD DIY, Jumat.

Birawa mengatakan erupsi freatik yang terjadi Jumat berbeda dengan erupsi vulkanik 2010. Erupsi vulkanik lebih berbahaya.

Ketika gunung menyemburkan material padat dari magma maka hal tersebut baru bisa dikatakan erupsi vulkanik.

Lebih jauh, Birawa menambahkan erupsi freatik sebenarnya lebih mudah diprediksi berhentinya. Pasalnya abu vulkanik yang masih menyelimuti Kota Jogja saat ini disebabkan karena angin yang mengarah ke barat dan selatan. Berbeda dengan erupsi vulkanik yang pergerakannya berasal dari dalam, maka lebih sulit diprediksi.

Dikatakannya, berdasar rilis resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) letusan erupsi freatik hanya berdurasi lima menit. "Letusan yang terjadi merupakan letusan gas minor yang dipicu oleh akumulasi gas vulkanik dan kemungkinan tidak ada erupsi susulan," kata Birawa.

Birawa pun membenarkan banyak hoaks di media sosial yang menampilkan gambar erupsi Merapi pada 2010, oleh karena itu Birawa mengimbau agar masyarakat tidak mudah terpancing hoaks.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polisi Buru Anggota Geng Motor Los Angels Seusai Serang Warga

News
| Senin, 20 Januari 2025, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Bali Masuk Urutan Dua Wisata Terbaik di Dunia Menurut TripAdvisor

Wisata
| Sabtu, 18 Januari 2025, 20:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement