Advertisement
IMO Diharapkan Jawab Tantangan Dunia Medis
Jumpa pers tentang IMO 2018 di ruang senat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM (FK-KMK UGM), Rabu (17/10/2018). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Indonesian International Medical Olympiad (IMO), diharapkan dapat menjawab tantangan kedokteran di masa depan. IMO berlangsung di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM (FK-KMK UGM) dari Selasa (16/10/2018)-Jumat (19/10/2018).
Tahun kesembilan IMO ini juga menjadi kesempatan pertama kalinya Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM (FK-KMK UGM) bekerja sama dengan Ikatan senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) menjadi penyelenggara.
Advertisement
Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Gandes Retno Rahayu mengatakan tujuan kegiatan ini tidak hanya lomba biasa, namun lebih dari itu.
“Harapannya sebagai ajang menunjukkan kreativitas, sarana menempa diri sendiri,” ujarnya, Rabu (17/10/2018).
Selain itu, IMO 2018 ini diharaphkan menjadi wadah bagi mahasiswa kedokteran di seluruh Indonesia dan dunia untuk berkompetisi dalam berbagai bidang ilmu kedokteran. Kedua memotivasi mahasiswa kedokteran Indonesia dan dunia dalam meningkatkan kapabilitas kompetisi mereka secara professional. Selain itu mempererat ikatan antarmahasiswa kedokteran baik antaruniversitas maupun antarnegara. Diharapkan pula dapat memperbarui ilmu pengetahuan mahasiswa kedokteran pada bidang pengobatan kanker.
Sekjend ISMKI, Irfandinata menjelaskan dalam kompetisi ini memiliki enam cabang perlombaan yaitu cardiorespiratory atau jantung pernafasan, genitourinary yaitu perkemihan dan kelamin, musculoskeletal tentang otot tulang.
“Digestive yaitu pencernaan, neuropsychiatry yaitu saraf dan jiwa, dan infectious diseas tentang penyakit infeksi. Kami niatkan ini paling bergengsi dam berintegritas,” ujarnya.
Ditambahkan Ketua panitia IMO 2018, Kriswahyu Yudo Wirawan, IMO kali ini diikuti 594 peserta yang terdiri dari mahasiswa kedokteran Indonesia maupun mahasiswa kedokteran dari Thailand serta Filipina dan terbagi dalam 297 tim.
Dosen pendamping dari Chiang Mai University, Kwanjit Duangsonk mengatakan pertama kalinya mengikuti ajang ini. Pihaknya mendorong mahasiswa untuk ikut ajang internasional. Ajang ini paling menantang, karena selain pengetahuan, skill juga diuji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Polres Bantul Fokus Delapan Pelanggaran di Operasi Zebra 2025
- Mahasiswa Jogja Ikuti Pelatihan Jurnalistik ANTARA di UGM
- Lipeg X Resmi Bergulir, 16 Tim SMA Bersaing di Gunungkidul
- Mobil Tertemper KA Batara Kresna, KAI Imbau Hindari Perlintasan Liar
- Strategi Baru Dispar Bantul untuk Kuatkan Desa Wisata
Advertisement
Advertisement





