Advertisement
Belajar Matematika Perlu Memanfaatkan Teknologi

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Materi Matematika yang terlalu padat disinyalir turut menjadi penyebab rendahnya nilai rata-rata Matematika pelajar di Indonesia. Dalam kondisi seperti ini, guru juga harus berinovasi agar Matematika bisa dipelajari dengan lebih menyenangkan.
Sri Andayani, dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengatakan materi Matematika yang harus disampaikan pada pelajar memang terlalu banyak. "Anak dipaksakan untuk mempelajari itu dan mengejar target materi kurikulum," katanya kepada Harian Jogja di sela-sela Internasional Seminar on Innovation in Mathematics and Mathematics Education (Isimmed) ke-2 dan Asian Technology Conference ini Mathematics (ATCM) ke-23 di auditorium UNY, Rabu (21/11/2018).
Andayani mengatakan belajar Matematika butuh waktu yang cukup lama sehingga saat materi yang diberikan cukup banyak, pemahaman Matematika menjadi kurang optimal. "Bagaimana bisa enjoy for learning Matematika. Kalau mau rekreasi Matematika butuh banyak waktu," lanjutnya.
Advertisement
Perempuan yang menjadi ketua panitia Isimmed dan ATCM 2018 tersebut mengatakan seminar internasional ini mendiskusikan inovasi yang harus dilakukan untuk belajar Matematika baik dari sisi pembelajaran di kelas maupun penelitiannya. Menurut dia, inovasi sangat diperlukan untuk memicu pembaharuan dalam memperbaiki pelajaran Matematika.
Seminar internasional diikuti perwakilan dari berbagai negara di dunia seperti Singapura, Thailand, Arab, Amerika, dan Vietnam. Seminar dilaksanakan pada 20-24 November 2018 dan mengangkat tema Innovative Technology in Mathematics: New Way for Learning, Teaching and Researching Mathematics.
Salah satu pembicara dari Radford University Amerika Serikat Wei-Chi Yang mengatakan pemanfaatan teknologi dapat dilakukan untuk belajar Matematika. Ia memaparkan artikelnya yang berjudul Strong algebraic manipulations skills are not adequate for cultivating creativity and Innovation.
Dalam artikel itu, ia mengambil contoh ujian praktik masuk perguruan tinggi dan menyoroti keterampilan manipulasi aljabar yang dibutuhkan siswa sekolah menengah di Tiongkok. Ia mengeksplorasi skenario dengan mengasumsikan jika teknologi tersedia bagi peserta didik, maka akan terlihat hasil yang tidak terduga.
"Saya harap dengan contoh yang saya berikan itu bisa menjadi acuan pengambil keputusan dalam bidang pendidikan untuk memberi kesempatan siswa mengekplorasi Matematika dengan teknologi yang tersedia," katanya.
Menurut dia, teknologi tidak hanya membuat Matematika bisa diakses lebih mudah tetapi juga teoritis. Siswa perlu mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi banyak jawaban yang benar dengan bantuan teknologi.
Wakil Rektor IV UNY Senam mengatakan selama ini guru maupun dosen Matematika dikenal killer. Padahal menurut dia, Matematika perlu disampaikan secara mudah dan menyenangkan karena Matematika erat dengan ilmu lain seperti informatika, sipil, dan arsitek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPK Sebut Nomor Ponsel Hasto Kristiyanto Ternyata Bernama Sri Rejeki Hastomo, Ini Komentarnya
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
- Polisi Menangkap Tiga Pelaku Penganiayaan Ojol Pengantar Makanan di Pintu Masuk UGM
- KISAH INSPIRATIF: Kartini, Penjaga Warung Sayur yang Naik Haji Tahun Ini
Advertisement