Advertisement

Seperti Ini Dampak Anomali Cuaca pada Tanaman Pertanian di Gunungkidul

David Kurniawan
Selasa, 27 November 2018 - 05:17 WIB
Nina Atmasari
 Seperti Ini Dampak Anomali Cuaca pada Tanaman Pertanian di Gunungkidul Tim dari Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul saat melakukan pemantauan lahan pertanian di Desa Jetis, Saptosari, Gunungkidul. - Ist/ Dok Dinas Pertanian Pangan Gunungkidul

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul terus melakukan pemantauan terhadap tanaman pertanian milik masyarakat. Hujan yang sempat berhenti beberapa waktu dapat berdampak terhadap perkembangan lahan pertanian.

Meski demikian, hasil dari pemantauan dari tim dari dinas pertanian dan pangan, tanaman milik warga tetap tumbuh dengan baik, meski pasokan air sempat berhenti hujan tidak turun.

Advertisement

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan, hujan yang berhenti turun beberapa minggu sempat menimbulkan kekhawatiran akan berpengaruh terhadap proses pertumbuhnan tanaman yang ditanam petani. Meski demikian, hasil dari pemantauan yang dilakukan tim, tanaman milik warga dapat tumbuh dan terhindar dari kematian.

“Sudah kita cek dan tidak ada tanaman yang mati. Beberapa lahan di Girisubo, Tepus, Tanjungsari juga masih tumbuh, meski hujan sempat berhenti turun beberapa minggu,” kata Raharjo, Senin (26/11/2018).

Dia pun menyakini tanaman pertanian milik warga akan tetap tumbuh dengan baik. Hal ini mengacu pada curah hujan yang kembali naik sehingga kebutuhan air untuk pemeliharaan dapat dicukupi. “Sejak dua hari lalu hujan sudah kembali turun. Jadi, untuk pemeliharaan tidak ada masalah,” katanya.

Disinggung mengenai proses penyaluran pupuk bersubsidi, Raharjo mengakui proses distribusi masih terus dijalankan. Namun demikian, ia menuturkan proses penyaluran masih berdasarkan rencana definitif kebutuhan kelompok dan kuota diambil oleh perwakilan kelompok. “Nantinya program pupuk bersubsidi akan diambil dengan kartu tani, tapi hingga sekarang program tersebut belum bisa dijalankan,” katanya.

Salah seorang petani di Dusun Cekel, Jetis, Saptosari, Sunardi mengaku sempat khawatir tanam jagung yang dimiliki akan mati karena hujan yang berhenti beberapa waktu. Namun demikian, sejak dua hari lalu hujan sudah kembali turun sehingga kebutuhan air untuk pemeliharaan dapat tercukupi.

“Mudah-mudahan tidak berhenti lagi sehingga tanaman jagung tetap dapat tumbuh dengan baik,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024

News
| Jum'at, 19 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement