Advertisement
Ada Tari Angguk Syariah di Kulonprogo, Begini Bentuknya

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO- Dinas Kebudayaan Kulonprogo akan meluncurkan Tari Angguk Syariah. peluncuran Tari Angguk Syariah ini merupakan jawaban atas penyampaian kritik dan masukan dari berbagai pihak.
Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulonprogo, Joko Mursito mengatakan penikmat tari Angguk merupakan masyarakat yang heterogen dengan sifat berbeda-beda. Ada yang suka dengan Angguk sesuai aslinya, tapi ada juga yang ingin lebih tertutup dan sopan. "Atas hal itu Tari Angguk Syariah ini lahir untuk menjawab itu semua," ucap Joko Mursito, Senin (17/12/2018).
Advertisement
Joko mengatakan pementasan perdana Tari Angguk Syariah ini akan ditampilkan pada acara perayaan malam pergantian tahun di Taman Budaya Kulonprogo (TBK) Pengasih, 31 Desember mendatang. Penari yang terlibat sama dengan Angguk asli karena dianggap sudah berpengalaman. "Selain itu kami juga melibatkan para santri dalam pentas Sendratari Sugriwo Subali," ujar Joko.
Dia mengatakan selama ini, Tari Angguk identik dengan kostum celana pendek dan baju lengan panjang. Gerakannya didominasi dengan menggoyangkan pinggul dan bahu. Sementara dalam versi syariah ini hal itu dikurangi.
Nantinya, para penari mengenakan jilbab dan direncanakan memakai kostum berupa gamis, rok atau celana yang cukup lebar. Goyangan pinggul juga lebih diperhalus agar tidak terlalu menonjol. " kaus kaki, kaus tangan dan cadar juga akan melengkapi kostum para pemain," beber Joko.
Meski demikian sejumlah aksesoris seperti topi dan hiasan bahu tetap akan dipasang. Hal itu untuk menjaga cirikhas tari ini tetap ada.
Menanggapi hal itu, salah satu penari dari Sanggar Semusim Kulonprogo, Narsih mengatakan tidak ada yang salah dengan menginovasikan Tari Angguk. Sebab, hal itu merupakan bentuk kreativitas dari seniman. Namun, dia menilai jika tarian ini dibuat syariah tidak pas. Dia beralasan tari Angguk merupakan tari rakyat, sehingga telah memiliki pakem tersendiri.
perubahan Tari Angguk lanjutnya boleh saja dilakukan, tetapi jangan sampai lepas dari koridor yang berlaku. Contohnya penggunaan celana pendek yang sebatas paha tidak perlu diganti namun bisa dipanjang sampai ke lutut sehingga lebih sopan. "Namun kalau pakai cadar, lebih baik buat tari rebana atau tarian lain yang bernuansa islami saja," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tabrak Pintu Tol dan Nyelonong Tidak Bayar, PT Jasamarga Transjawa Laporkan Pengendara Mobil ke Polisi
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- PWI Sleman Segera Meluncurkan Koperasi Jasa Pena Sembada Sejahtera, Dihadiri Wabup
- Pendaftaran Seleksi JPT Pratama di Sleman Ditutup Besok
- Gelar Forum Konsultasi Publik, Bapelkes DIY Bahas Topik Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan
- Kulonprogo Bidik Budidaya Kerapu Cantang di Wilayah Pesisir
- Duh! Capaian IPM Gunungkidul Meleset dari Target
Advertisement
Advertisement