Advertisement
BKM Wonokromo Terus Atasi Kemiskinan

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul yang menjadi salah satu lembaga kunci dari program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) terus berkembang. Terbukti, laporan keuangan BKM Desa Wonokromo dinyatakan wajar tanpa pengecualian (WTP).
Koordinator BKM Wonokromo, HM. Mahrus Hanafi, mengatakan BKM Wonokromo bukanlah lembaga yang mengejar keuntungan melainkan lembaga sosial yang bermitra dengan pemerintah desa untuk membantu menanggulangi kemiskinan di Desa Wonokromo.
Advertisement
Program yang dijalankan BKM, kata dia, merupakan program berkelanjutan sejak beberapa tahun lalu dan sempat beberapa kali berganti nama. Mulai dari Program Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman (P2KKP) hingga PNPM Mandiri.
Barulah sejak awal 2017 program kegiatan berganti nama jadi Kotaku. Program Kotaku dikenal dengan slogan Seratus Kosong Seratus, yang berarti 100% akses sarana air bersih, 0% kawasan permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi layak.
"BKM Wonokromo mengawal tiga bidang kegiatan, yakni pemberdayaan ekonomi melalui unit pengelolaan keuangan, kegiatan sosial dan kegiatan lingkungan," kata Mahrus seusai acara Rembuk Warga Tahunan yang digelar BKM Wonokromo di pendopo Balai Desa Wonokromo, Minggu (10/2/2019) lalu.
Dia menjelaskan, Rembuk Warga Tahunan itu digelar dengan agenda terkait dengan pembahasan laporan tahunan 2018. Rembuk Warga Tahunan dihadiri pula oleh Kepala Desa Wonokromo, Edy Pujono dan Camat Pleret, Alwi.
Fasilitator Ekonomi BKM Desa Wonokromo, Endang Setyawati menjelaskan total keuntungan lembaga nirlaba tersebut mencapai Rp152 juta. Keuntungan tersebut, diakui Endang meningkat ketimbang laba 2017 lalu yang hanya sebesar Rp140 juta. "Tahun ini kami targetkan keuntungan naik 10 persen sampai 15 persen dari keuntungan tahun lalu," kata Endang di sela-sela Rembuk Warga Tahunan.
Endang mengatakan keuntungan itu diperoleh dari Unit Pengelolaan Keuangan (UPK) melalui kegiatan simpan pinjam dengan 313 anggota yang terdiri dari 43 kelompok swadaya masyarakat (KSM). Ditanya soal tingkat kelancaran angsuran pinjaman, dia mengklaim sebesar 94-95%. Adapun sisanya yang belum tertagih atau kredit macet merupakan akumulasi sejak beberapa tahun lalu.
Adapun jumlah total pendapatan sebesar Rp233 juta, namun dipoton biaya operasional tahunan BSM yang mencapai Rp80 juta. Keuntungan 2017 sudah digunakan pada tahun lalu untuk kegiatan sosial dan lingkungan. Kegiatan sosial di antaranya berupa santunan kepada penyandang difabel, santunan gizi balita buru, dan santunan lansia.
Sementara kegiatan lingkungan dilakukan di 12 dusun berupa pembangunan fasilitas mandi cuci kakus (MCK); perbaikan gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); pembangunan cor blok jalan; pembuatan saluran air hujan; dan pembersihan gorong-gorong. "Laba tahun lalu akan dialokasikan untuk kegiatan tahun ini dengan kegiatan yang berkaitan dengan sosial dan lingkungan," ujar Endang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Jelang Natal dan Tahun Baru, Dishub Jateng Cek Ratusan Bus, Berikut Hasilnya
- Korban Longsor Kismantoro Wonogiri Belum Ditemukan, Ratusan Orang Ikut Mencari
- Gunung Marapi Sumbar Erupsi Lagi Rabu Pagi, Tim SAR Masih Cari 1 Korban
- OIKN Berkolaborasi dengan Sektor Swasta Mendukung Pembangunan Rendah Karbon
Berita Pilihan
Advertisement

Ada Potensi Kerugian Negara Rp18,19 Triliun, Berikut 5 Fakta Temuan BPK
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Serahkan DIPA dan Buku Alokasi TKD 2024, Belanja Negara di DIY 2024 Naik 12,08 Persen
- Soal Video Ade Armando Senggol Keistimewaan DIY, GKR Hemas: Pasti Itu Pesanan, Tapi Yo Gak Popo
- Dishub Jogja Petakan Titik Parkir Liar Jelang Libur Akhir Tahun, Ini Salah Satunya
- Desentralisasi Pengelolaan Sampah, ORI DIY: Penutupan TPA Piyungan Tidak Sesuai Perda
- Pasar Murah di Alkid, Cabai Rp5 Ribu per Ons Habis Diserbu Warga
Advertisement
Advertisement