Advertisement

Merapi Waspada, BPBD DIY Terima 1.200 Logistik

Abdul Hamied Razak
Minggu, 17 Februari 2019 - 07:17 WIB
Sunartono
Merapi Waspada, BPBD DIY Terima 1.200 Logistik Guguran lava pijar gunung Merapi terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (29/12/2018) dini hari. Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), pada Sabtu pukul 00.13 WIB terjadi guguran lava pijar Gunung Merapi dengan jarak luncur 400 meter ke arah hulu Kali Gendol. - Antara/Aloysius Jarot Nugroho

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Persiapan antisipasi erupsi Merapi terus dilakukan. Awal 2019 ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menerima logistik sebanyak 1.200 paket.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana mengatakan bantuan logistik sebanyak 1.200 paket dari BNPB baru diterima pekan ini. Bantuan tersebut meliputi makanan, famili kit dan lainnya. "Kalau diperlukan tambahan  juga siap. Baik APBD dan APBN," katanya kepada Harian Jogja, Sabtu (16/2/2019).

Advertisement

Tidak hanya masalah logistik, Biwara juga menegaskan jika jalur evakuasi juga tidak ada persoalan. Sempat ada laporan jika jalur evakuasi rusak, tetapi setelah berkoordinasi dengan BPBD Sleman kemudian dicek ternyata sudah mulus. "Hanya saja masalah lampu penerangan jalan yang kurang. Kami juga akan menambah rambu-rambu jalur evakuasi," katanya.

Meski begitu, masyarakat sudah sangat familiar dengan standar operasional prosedur untuk evakuasi. Mulai titik kumpul hingga jalur yang aman untuk dilewati. "Setiap jarak tertentu sudah ada perempatan yang dijadikan titik kumpul, sebelum diangkat kendaraan. Artinya semua sudah siap, tinggal melakukan aktivasinya saja," ucapnya.

Disinggung soal larangan penambangan di sungaii yang berhulu ke Merapi seperti Kali Gendol, Biwara mengatakan jika hal itu masih belum diberlakukan. Alasannya, status Gunung Merapi sampai saat ini masih waspada sehingga masih diperbolehkan untuk melakukan penambangan. "Cuma mengingat dinamika perkembangan Merapi, ya mestinya waspada soal itu. Kalau ada guguran dan awan panas, itu yang harus diwaspadai," ujarnya.

Apalagi, jarak luncuran dan juga awan panas yang muncul paling jauh sudah menyentuh dua kilometer atau tinggal satu kilometer dari titik aman yang direkomendasikan oleh BPPTKG Jogja. "Kalau ada guguran lava yang besar, lebih dari dua kilometer bisa berbahaya bagi penduduk. Tapi status Merapi masih waspada. Kalau ada peningkatan status berarti sudah masuk ranah kebencanaan atau mitigasi dan melarang adanya aktivitas penambangan," katanya.

Ia menyebut aktivitas penambangan di Kali gendol sudah mengantongi izin. Agar para penambang harus memperhatikan kondisi lapangan. Sebab kondisi penambangan saat ini sudah sangat membahayakan. "Ini perlu teknis penambangan agar tidak memicu longsor," ujarnya.

Berdasarkan data seismik, laporan pengamatan BPPTKG sepanjafng Sabtu (16/2) pagi hingga siang tercatat data seismik, jumlah guguran terjadi sebanyak delapan kali dengan durasi 17-72 detik. Teramati juga dua kali guguran lava ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 300-600 m.

Adapun aktivitas Merapi sepanjang Jumat (15/2) data seismik mencatat 28 kali guguran, tiga kali hembusan, enam kali vulkanik dangkal, satu kali tektonik. "Masyarakat diimbau tetap untuk tenang. Radius tiga kilometer dari puncak Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Mewaspadai bahaya banjir lahar jika terjadi hujan di Merapi," kata Kepala BPPTKG Jogja Hanik Humaida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement