Advertisement
Merapi Waspada, BPBD DIY Terima 1.200 Logistik

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Persiapan antisipasi erupsi Merapi terus dilakukan. Awal 2019 ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menerima logistik sebanyak 1.200 paket.
Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana mengatakan bantuan logistik sebanyak 1.200 paket dari BNPB baru diterima pekan ini. Bantuan tersebut meliputi makanan, famili kit dan lainnya. "Kalau diperlukan tambahan juga siap. Baik APBD dan APBN," katanya kepada Harian Jogja, Sabtu (16/2/2019).
Advertisement
Tidak hanya masalah logistik, Biwara juga menegaskan jika jalur evakuasi juga tidak ada persoalan. Sempat ada laporan jika jalur evakuasi rusak, tetapi setelah berkoordinasi dengan BPBD Sleman kemudian dicek ternyata sudah mulus. "Hanya saja masalah lampu penerangan jalan yang kurang. Kami juga akan menambah rambu-rambu jalur evakuasi," katanya.
Meski begitu, masyarakat sudah sangat familiar dengan standar operasional prosedur untuk evakuasi. Mulai titik kumpul hingga jalur yang aman untuk dilewati. "Setiap jarak tertentu sudah ada perempatan yang dijadikan titik kumpul, sebelum diangkat kendaraan. Artinya semua sudah siap, tinggal melakukan aktivasinya saja," ucapnya.
Disinggung soal larangan penambangan di sungaii yang berhulu ke Merapi seperti Kali Gendol, Biwara mengatakan jika hal itu masih belum diberlakukan. Alasannya, status Gunung Merapi sampai saat ini masih waspada sehingga masih diperbolehkan untuk melakukan penambangan. "Cuma mengingat dinamika perkembangan Merapi, ya mestinya waspada soal itu. Kalau ada guguran dan awan panas, itu yang harus diwaspadai," ujarnya.
Apalagi, jarak luncuran dan juga awan panas yang muncul paling jauh sudah menyentuh dua kilometer atau tinggal satu kilometer dari titik aman yang direkomendasikan oleh BPPTKG Jogja. "Kalau ada guguran lava yang besar, lebih dari dua kilometer bisa berbahaya bagi penduduk. Tapi status Merapi masih waspada. Kalau ada peningkatan status berarti sudah masuk ranah kebencanaan atau mitigasi dan melarang adanya aktivitas penambangan," katanya.
Ia menyebut aktivitas penambangan di Kali gendol sudah mengantongi izin. Agar para penambang harus memperhatikan kondisi lapangan. Sebab kondisi penambangan saat ini sudah sangat membahayakan. "Ini perlu teknis penambangan agar tidak memicu longsor," ujarnya.
Berdasarkan data seismik, laporan pengamatan BPPTKG sepanjafng Sabtu (16/2) pagi hingga siang tercatat data seismik, jumlah guguran terjadi sebanyak delapan kali dengan durasi 17-72 detik. Teramati juga dua kali guguran lava ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 300-600 m.
Adapun aktivitas Merapi sepanjang Jumat (15/2) data seismik mencatat 28 kali guguran, tiga kali hembusan, enam kali vulkanik dangkal, satu kali tektonik. "Masyarakat diimbau tetap untuk tenang. Radius tiga kilometer dari puncak Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Mewaspadai bahaya banjir lahar jika terjadi hujan di Merapi," kata Kepala BPPTKG Jogja Hanik Humaida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Angka Stunting di Bantul Turun, Dinkes Fokuskan Pencegahan Sejak Remaja
- Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 3 Juli: Tragedi Mahasiswa KKN UGM, Suicide Mahasiswi UNS Solo hingga Tol Klaten Prambanan Dibuka
- Jadwal Bus Sinar Jaya dari Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Bantul dan Pantai Baron Gunungkidul, Kamis 3 Juli 2025
- Koalisi Jogo Banyu Yogyakarta Dorong Diversifikasi Ekonomi Penambang Rakyat
- Pemkab Kulonprogo Lelang Jabatan Kepala Kesbangpol dan BPBD, Sekda: Penentu Akhir di Tangan Bupati
Advertisement
Advertisement