Advertisement
MRSF Ajang Sosialisasi Keselamatan Berkendara Bagi Generasi Milenial
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo dan Kapolres Kulonprogo, AKBP Anggara Nasution mengikuti senam sehat bagian dari acara Millenial Road Safety Festival (MRSF) 2019 di Alun-Alun Wates pada Minggu (3/3/2019). - Ist/Diskominfo Kulonprogo.
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO--Polres Kulonprogo gelar Millenial Road Safety Festival (MRSF) 2019 pada Minggu (3/3/2019) di Alun-Alun Wates, Kulonprogo. Acara itu sebagai salah satu bentuk sosialisasi tentang keselamatan berlalu lintas dengan sasaran generasi milenial.
Kapolres Kulonprogo, AKBP Anggara Nasution mengatakan ada sekitar 20.000 orang turut hadir menyemarakkan acara tersebut. Kegiatan itu bertujuan untuk sosialisasi keselamatan dan ketertiban berlalu lintas.
Advertisement
Anggara mengatakan, yang menjadi sasaran dalam acara tersebut yaitu generasi milenial. Menurutnya, generasi milenial dipilih karena saat ini tingkat kecelakaan lalu lintas terjadi paling dominan melibatkan generasi milenial. "Sekitar 60% kecelakaan lalu lintas terjadi melibatkan generasi milenial," kata Anggara pada Minggu (3/3/2019).
Ia mengatakan, dengan tingginya angka kecelakaan yang melibatkan generasi milenial, menjadi perhatian tersendiri oleh Polres Kulonprogo. "Harapannya, dengan adanya kegiatan ini [MRSF], bisa meningkatkan kesadaran generasi milenial ketika berkendara," katanya.
BACA JUGA
Acara tersebut digelar di Alun-Alun Wates. Beragam kegiatan digelar dari pagi hari mulai dari jalan santai, senam sehat, atraksi freestyle sepeda motor dan mobil, dan pertunjukan musik.
Acara MRSF 2019 digelar serentak seluruh Indonesia mulai dari 2 Februari sampai 31 Maret 2019. Di Kulonprogo, beragam door prize menarik disediakan, mulai dari belasan sepeda gunung, lemari es, mesin cuci, kompor, TV LCD, dan satu unit motor matic.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan dengan banyaknya kecelakaan melibatkan generasi milenial, harus menjadi perhatian tersendiri. Ia mengatakan, salah satu yang harus diperhatikan yaitu membangun kesadaran masyarakat dalam membuat Surat Izin Mengemudi (SIM).
"Sekarang hampir semua anak sekolah pakai motor, padahal banyak siswa SMP dan SMA itu belum memiliki SIM. Kompetensi berkendaranya masih dipertanyakan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ambulans Jadi Ruang Bersalin Bayi Kembar Saat Banjir Langkat
Advertisement
Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



