Advertisement

Sempat Tutup, FTI UII Buka Kembali Prodi Tekstil

Sunartono
Selasa, 05 Maret 2019 - 23:57 WIB
Sunartono
Sempat Tutup, FTI UII Buka Kembali Prodi Tekstil ekan FTI UII Profesor Hari Purnomo (kanan) dan Ketua Prodi Teknik Kimia FTI UII Suharno Rusdi. - Ist/FTI UII.

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) akan membuka kembali prodi tekstil dengan nama Rekayasa Tekstil pada tahun akademik 2019/2020 mendatang. Prodi yang sempat tutup ini dibuka kembali, selain tingginya permintaan sumber daya manusia (SDM) bidang tekstil, Kemenristekdikti telah membuka nomenklatur tentang prodi tekstil.

Dekan FTI UII Profesor Hari Purnomo menjelaskan, pihaknya telah melakukan survei di sejumlah perusahaan tekstil di Indonesia, hasilnya butuh SDM yang besar namun belum bisa dipenuhi. Bahkan belum lama ini salah satu perusahaan meminta 15 personel kepada UII namun tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan SDM tersebut. "Karena para tenaga ahli bidang tekstil ini sudah banyak yang akan pensiun, padahal SDM sangat sedikit, karena minimnya prodi ini," terangnya dalam rilis yang dikirim kepada Harian Jogja, Selasa (5/3/2019).

Advertisement

Program Sarjana Prodi Rekayasa Tekstil itu, lanjutnya, akan memakai kurikulum yang didesain dengan mengambil referensi dari Amerika Serikat, dalam hal ini ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology), mengingat di Indonesia belum ada kesamaannya. Sesuai nomenklatur tekstil yang masuk kedalam rumpun ilmu terapan yang dapat mengikuti perkembangan teknologi terkini, UII menjadi perguruan tinggi pertama, membuka Prodi Rekayasa Tekstil.

"Pada tahun ini kami akan membuka satu kelas sekitar 45 mahasiswa, kami sudah memiliki sumber daya yang cukup untuk membuka prodi ini," katanya.

Ketua Prodi Teknik Kimia FTI UII Suharno Rusdi mengatakan, pada 1995 jurusan tekstil harus dihapus dan dimasukkan ke dalam rumpun prodi kimia karena waktu itu sistem akreditasi masih menggunakan status disamakan.

"Nah waktu itu pusat menyampaikan kalau disamakan, disamakan dengan apa, akhirnya digabung dengan Kimia dengan konsentrasi tekstil, namun dalam perjalanannya tekstil ini kurang berkembang karena masuk di kimia," katanya.

Karena tingginya permintaan di Industri Tekstil dan Produk Tesktil (TPT), sehingga dibuka prodi tersebut. Industri TPT menjadi satu dari lima sektor manufaktur yang ditetapkan sebagai pionir dalam kesiapan memasuki era revolusi industri keempat di Tanah Air sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Merujuk catatan Kemenperin, industri TPT di dalam negeri telah menyerap tenaga kerja sebanyak 3,58 juta orang atau 21,2% dari total tenaga kerja di sektor industri manufaktur saat ini.

Ia mengatakan industri TPT temasuk penghasil devisa negara yang signifikan melalui nilai ekspor sebesar US6,48 miliar pada triwulan II-2018. “Industri TPT memiliki peranan strategis, karena produk yang dihasilkan mulai dari bahan baku [seperti serat] sampai dengan barang konsumsi [pakaian jadi dan barang jadi], mempunyai keterkaitan baik antar industri maupun sektor ekonomi lainnya," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Pemkab Bantul Kekurangan 1.700 Pegawai

Pemkab Bantul Kekurangan 1.700 Pegawai

Jogjapolitan | 26 minutes ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Lelang Barang Rampasan dari Koruptor, Ada Tanah, Rumah, hingga iPhone

News
| Rabu, 28 Mei 2025, 09:17 WIB

Advertisement

alt

Hilangkan Lelah di Desa Wisata Tinalah

Wisata
| Minggu, 18 Mei 2025, 09:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement