Advertisement

Sorowajan Bisa Jadi Teladan Toleransi Kerukunan Antarumat Beragama

Sunartono
Minggu, 28 April 2019 - 11:37 WIB
Sunartono
Sorowajan Bisa Jadi Teladan Toleransi Kerukunan Antarumat Beragama Warga di Pedukuhan Sorowajan, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Bantul menggelar Ruwahan dan Doa Lintas Agama di Balai Pedukuhan setempat, Sabtu (27/4/2019). - Harian Jogja/Sunartono.

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Ratusan warga di Pedukuhan Sorowajan, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Bantul menggelar Ruwahan dan Doa Lintas Agama di Balai Pedukuhan setempat, Sabtu (27/4/2019). Kegiatan yang melibatkan berbagai agama tersebut selain untuk melestarikan budaya sekaligus menjaga toleransi antarumat beragama.

Kegiatan itu dimulai dengan ratusan warga membawa berbagai macam ambengan makanan ke balai pedukuhan setempat sekitar pukul 13.00 WIB. Ambengan itu sebagian besar terdiri atas menu nasi, ayam, sayu krecek, ketan apem, kolak, kerupuk serta lainnya yang dikemas dalam besek terbuat dari anyaman bambu. Selain itu sebuah gunungan dari hasil bumi juga turut diarak menuju balai pedukuhan.

Advertisement

Setelah semua tokoh masyarakat siap, tepat sekitar pukul 13.30 WIB, kegiatan itu dimulai dengan berbagai sambutan. Pukul 14.00 WIB menjadi titik paling sakral, di mana warga dari berbagai agama berdoa secara bergantian dalam satu ruangan. Peristiwa sakral ini tergolong jarang terjadi di tempat lain. Dalam kesempatan itu, warga dari Agama Hindu mengawali doa dengan dipimpin pemuka agama bernama Wasiakir tepat pukul 14.10 WIB. Kemudian disusul umat kristiani yang dipimpin oleh Romo Boni dan terakhir umat Islam dengan dipimpin oleh Ustaz Zuhri.

Selama proses doa berlangsung, masing-masing warga turut khidmat untuk saling menghormati. Sekitar pukul 14.30 WIB, urutan doa dari tiga pemuka agama selesai. Setelah doa lintas agama usai, panitia yang sebagian besar berpakaian adat Jawa kemudian membagikan ambengan kepada warga yang hadir.

Kepala Pedukuhan Sorowajan, Banguntapan, Bantul Sularto menjelaskan kegiatan itu diikuti seluruh RT di wilayah pedukuhan Sorowajan. Ruwahan itu menjadi salah satu kegiatan yang mempersatukan warga dari berbagai agama dengan berdoa secara bersama-sama. Pihaknya akan terus berusaha melestarikan tradisi yang sudah turun temurun itu.

"Karena Sorowajan ini banyak agama, ras, suku dan ini diayomi kebersamaan keberagamannya melalui ruwahan ini," katanya.

Sularto mengatakan warga yang tinggal di Sorowajan dari berbagai latar belakang agama, rasa dan suku bangsa. Banyak pendatang dari luar pulau Jawa yang tinggal di Sorowajan namun selama bertahun-tahun hidup berdampingan dan tidak ada pertentangan.

"Kerukunan di Sorowajan ini tidak bisa diutak-atik, ke depan diharapkan terus dipertahankan. Harapan kami model kerukunan di Sorowajan ini bisa dikembangkan [menjadi percontohan] di tempat lain. Saat proses pemilu juga tidak ada kontroversi, karena kita sudah terbiasa semua warga saling menghormati perbedaan," ujarnya.

Camat Banguntapan, Bantul, Endang Rahmawati mengapresiasi kerukunan di Sorowajan. Ia tidak menampik kegiatan para tokoh berbagai agama berkumpul dalam satu ruangan untuk mendoakan arwah leluhur tergolong jarang ada di tempat lain. Model kerukunan dan toleransi di Sorowajan ini tidak hanya bisa dikembangkan di daerah lain di DIY, namun bisa secara nasional. Karena terbukti warga berbeda kepercayaan bisa hidup berdampingan, tidak ada masalah dan tidak saling memperdebatkan perbedaan karena warga bisa memahami satu sama lain.

"Sorowajan ini istimewa memberikan aura positif, khususnya dari level desa, kecamatan, kabupaten, DIY bahkan nasional," ujarnya.

Pihaknya tetap meminta kepada seluruh tokoh agama di Sorowajan untuk terus memberikan pemahaman kepada umatnya untuk terus menjaga kerukunan antarumat beragama.

"Mungkin kita punya aturan sendiri-sendiri dalam ajaran agama tetapi dalam hubungan sosial kita punya kebersamaan. Ini harus dilestarikan, semoga menjadi penyemangat dalam menjaga kesatuan persatuan, dari Sorowajan akan memberikan nilai yang besar untuk bangsa dan negara" katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement