Lewat Senam, Rakyat Jogja Bersatu Lagi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ribuan masyarakat di wilayah DIY memadati Alun-Alun Utara mengikuti Senam Rakyat, Jogja Sehat Indonesia Kuat, Jumat (3/5/2019). Gelaran tersebut dilakukan untuk mempererat kembali masyarakat Jogja pascapemilu.
Acara yang digagas oleh permaisuri Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat GKR Hemas itu mendapat respons positif dari masyarakat. Terbukti, warga dari berbagai kabupaten di DIY mengikuti senam massal tersebut. Bahkan sejumlah pejabat di lingkungan pemerintahan juga mengikuti kegiatan itu. "Rakyat Jogja harus kembali bersatu setelah Pemilu 2019. Senam rakyat ini untuk menyatukan kembali masyarakat apa pun pilihan saat pemilu. Persatuan dan perdamaian itu lebih dari segalanya," ucap GKR Hemas seusai kegiatan.
Advertisement
Dijelaskan Hemas, upaya menyatukan kembali bukan berarti pascapemilu rakyat Jogja sedang berkonflik. Hanya saat Pemilu rakyat memiliki beragam pilihan sehingga diharapkan kembali bersatu dalam perbedaan. Dia berharap, senam rakyat itu menjadi simbol bersatunya kembali rakyat kemudian memberi sumbangsih untuk pembangunan bangsa.
Senam rakyat, kata dia, jadi simbol dan contoh bagi provinsi lain di Indonesia untuk menyatukan kembali masyarakat. Terlebih masyarakat Jogja selalu ingin kotanya aman dan nyaman serta toleran sehingga harus terus menjaga persatuan dan keistimewaan Jogja. “Senam jadi salah satu olahraga rakyat yang murah, meriah dan bisa dilakukan siapa saja untuk menyatukan masyarakat. Dengan senam kami ingin pikiran menjadi jernih, badan sehat sehingga bisa menyehatkan bangsa ini," kata Hemas.
Steering Committee Gebyar Senam Rakyat, Bambang Soeroso, mengatakan senam rakyat merupakan gerakan damai yang dilakukan pascapemilu. Senam rakyat itu, kata Bambang, diikuti pimpinan daerah, pimpinan partai politik, ormas dan masyarakat. "Mereka berasal dari pendukung yang berbeda. Dan sekarang kembali bersatu seperti sebelum Pemilu," katanya.
Menurut dia kegiatan tersebut penting dilakukan setelah masyarakat dipenuhi hiruk pikuk proses Pemilu. Dia berharap perbedaan pilihan saat Pemilu tidak berdampak negatif untuk mempersatukan kembali masyarakat. "Suasana yang tegang harus dicairkan. Jangan sampai tatanan keguyuban, kekerabatan warga, dan kerukunan masyarakat Jogja menjadi rusak terkoyak," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Advertisement