Advertisement
Kekeringan, 76.514 Penduduk Gunungkidul Alami Krisis Air Bersih

Advertisement
Harianjogja.com, WONOSARI—Potensi kekeringan di Gunungkidul terus meluas. Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mendata hingga saat ini ada 10 kecamatan yang mengalami krisis air dengan jumlah warga terdampak mencapai 76.514 jiwa.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki, mengatakan seiring masuknya musim kemarau jumlah wilayah yang mengalami kekeringan terus bertambah. Total wilayah yang mengalami krisis mencapai 10 kecamatan dengan rincian 248 dusun, 50 desa dan 21.519 kepala keluarga. “Jika dirinci jumlah warga terdampak mencapai 76.514 jiwa yang tersebar di 10 kecamatan,” kata Edy kepada wartawan, Sabtu (15/6/2019).
Advertisement
Dia menjelaskan untuk daerah yang terdampak kekeringan tidak beda jauh dengan yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Menurut Edy, potensi bertambahnya desa maupun jiwa terdampak kekeringan masih sangat mungkin seiring datangnya puncak musim kemarau. “Kami terus mendata wilayah dan warga terdampak sehingga data yang dimiliki benar-benar akurat dan batuan bisa tepat sasaran,” kata mantan Sekretaris Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemkab Gunungkidul ini.
Dijelaskan Edy, untuk penyaluran bantuan BPBD mengalokasikan anggaran Rp500 juta. Kegiatan dropping sudah dimulai sejak 1 Juni 2019 menyasar ke beberapa kecamatan yang dilanda kekeringan. “Bantuan terus kami distribusikan dan sampai saat ini [Sabtu] sudah ada 84 rit truk tangki pengangkut air yang diberikan ke masyarakat,” ujarnya.
Ditambahkan Edy, penyaluran air bersih tidak hanya dilaksanakan oleh BPBD karena sejumlah pemerintah kecamatan juga melakukan dropping. Untuk memastikan tidak adanya tumpang tindih bantuan ada koordinasi terkait dengan pelaksanaan penyaluran. “Sudah dikoordinasikan. Hasilnya ada pembagian wilayah dalam penyaluran sehingga tidak ada penyaluran bantuan yang sama di satu titik,” katanya.
Salah seorang warga Giriasih, Kecamatan Purwosari, Edi Setiawan, mengatakan untuk wilayahnya masih aman karena stok air bersih masih bisa tercukupi melalui sarana penyediaan air minum di tingkat dusun. Keberadaan sumber air ini dapat menjangkau kebutuhan bagi warga di tiga perdusunan.
Meski demikian, secara umum di Kecamatan Purwosari sudah mengalami kekeringan. Hal ini dibuktikan masuknya bantuan air bersih ke beberapa desa seperti Giricahyo dan Giripurwo. “Kecamatan Purwosari menjadi wilayah yang menjadi langganan krisis air saat musim kemarau,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bahas Isu Jual-Beli Pulau Bersama Komisi II DPR RI, Menteri ATR/Kepala BPN Tegaskan Tanah di Indonesia Tidak Bisa Dimiliki Asing
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Jawara di Gelora Taekwondo Indonesia Championship 2025, Mahasiswa UMBY Raih 15 Medali
- Perpustakaan Kota Jogja Kini Buka hingga Malam Hari, Ini Jadwalnya
- Kementerian ATR/BPN Bantah Isu 2026 Tanah Tak Bersertifikat Diambil Negara, Dirjen PHPT: Itu Tidak Benar
- Libur Panjang 1 Sura, Penumpang KA Jarak Jauh di Daop 6 Jogja Melonjak 20 Persen
- Sambut Positif Putusan MK Terkait Pemisahan Pemilu Nasional dan Lokal, KPU DIY: Kurangi Beban Teknis
Advertisement
Advertisement