Advertisement

Kekeringan, Ini Sejumlah Wilayah di DIY yang Berstatus Awas

Newswire
Kamis, 04 Juli 2019 - 14:57 WIB
Bhekti Suryani
Kekeringan, Ini Sejumlah Wilayah di DIY yang Berstatus Awas Ilustrasi kekeringan - REUTERS/Jose Cabezas

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY menyebutkan sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta berstatus Awas terhadap potensi kekeringan meteorologis.

"Status Awas karena telah mengalami lebih dari 61 Hari Tanpa Hujan (HTH) dan prospek peluang curah hujan rendah di bawah 10 milimeter per dasarian," kata Kepala kelompok data dan informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Etik Setyaningrum di Yogyakarta, Kamis (4/7/2018).

Advertisement

Etik menyebutkan sejumlah wilayah yang berstatus Awas adalah Kecamatan Kasihan, Jetis, Imogiri, Pajangan, Pandak, Bantul, Sewon, Banguntapan, Piyungan (Kabupaten Bantul), Tanjungsari, Paliyan, Girisubo, Rongkop, Karangmojo, Ponjong, Wonosari, Saptosari, Semanu, Tepus (Gunungkidul) dan Kecamatan Panjatan di Kulon Progo.

"Kalau kita prediksikan puncak musim kemarau terjadi pada Agustus, berarti potensi kekeringan sampai Agustus masih ada," kata Etik.

Selain itu, lanjut dia, sejumlah daerah di DIY juga ditetapkan berstatus Siaga atau telah mengalami lebih 31 HTH dan prospek peluang curah hujan rendah di bawah 10 milimeter per dasarian.

Daerah tersebut, yaitu Kecamatan Pleret, Piyungan, Bambanglipuro, Pundong, Dlingo, Kretek, Kasihan, Sedayu (Bantul), Berbah, Prambanan, Ngemplak, Cangkringan, Seyegan, Moyudan, Minggir, Kalasan, Ngemplak, Pakem, Depok, Gamping, Turi, Godean, Sleman, Ngaglik (Sleman), Kokap, Pengasih, Girimulyo (Kulon Progo), dan Kecamatan Patuk, Purwosari, Ngawen, Nglipar, Playen, Semin (Gunungkidul).

Ia mengatakan berdasarkan pantauan BMKG dan beberapa Lembaga Internasional terhadap kejadian anomali iklim global di Samudera Pasifik menunjukkan kondisi El Nino Lemah.

Sedangkan anomali suhu permukaan laut (SST) di wilayah Samudera Hindia menunjukkan kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) positif. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung setidaknya hingga Oktober, November, Desember 2019.

Masyarakat diimbau waspada dan berhati-hati terhadap kekeringan yang bisa berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, kekurangan air bersih, dan peningkatan potensi kemudahan kebakaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Ajukan Praperadilan, KPK: Silahkan, Itu Hak Tersangka

News
| Rabu, 24 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement