Advertisement

Promo November

Sering Mendung, Petani Tembakau Sleman Tetap Optimistis

Yogi Anugrah
Rabu, 28 Agustus 2019 - 18:47 WIB
Arief Junianto
Sering Mendung, Petani Tembakau Sleman Tetap Optimistis Salah seorang petani tembakau di Dusun Surokerten, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan di lahan tembakau miliknya, Rabu (28/8/2019). - Harian Jogja/Yogi Anugrah

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Kendati beberapa hari terakhir cuaca di Sleman kerap mendung, namun petani tembakau di Bumi Sembada tetap optimistis hasil panen kali ini akan bagus dan mampu meraup untung.

Salah seorang petani tembakau di Dusun Surokerten, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Wati yang menanam tembakau di lahan seluas 500 meter persegi mengaku tidak khawatir dengan mendung yang terjadi beberapa hari terakhir. “Asal tidak hujan, masih optimis panen akan bagus, kalau hujan ya kualitas tembakau nya bisa rusak dan harga anjlok,” kata dia kepada Harianjogja.com, Rabu (28/8/2019).

Advertisement

Dia mulai menanam tembakau jenis Grompol sejak pertengahan Juli lalu. Sesuai jadwal, tembakauny akan panen selama beberapa pekan ke depan. “Justru yang jadi masalah adalah hama ulat dan wereng. Itulah sebabnya, saya harus rutin menyemprot agar tidak ada hama,” kata dia.

Sebaliknya, salah satu petani tembakau lainnya di Dusun Plataran, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan Wawan, mengatakan cuaca mendung pada hari pengeringan pertama justru sangat mempengaruhi kualitas tembakau. “Semoga saja ini kemaraunya panjang, karena saya dengar kabarnya seperti itu,” kata dia.

Dia menanam tembakau di lahan seluas empat hektare sejak akhir Juni lalu. Satu hektare, kata dia, biasanya bisa menghasilkan enam sampai sembilan kuintal kering. “Beberapa waktu lagi ini sudah bisa dipetik, kalau cuacanya seperti ini masih optimis kualitas akan bagus,” ucap dia.

Di Kalasan, kata dia, petani yang menanam tembakau mengalami penurunan jumlah dari tahun ke tahun. “Biasanya karena hasil panen jelek, sehingga banyak petani yang memilih menanam jenis tanaman lain, selain itu karena harganya rendah, sebagai contoh, tembakau grade A harganya sekitar Rp15.000 sampai Rp20.000 per kilogram,” ucap dia.

Kepala Bidang (Kabid) Holtikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Edi Sri Harmanto mengatakan tahun ini luas lahan tembakau di Kabupaaten Sleman berkisar 500 hektare. Tersebar di Kecamatan Tempel, Seyegan, Ngaglik, Ngemplak dan Kalasan. “Sleman kualitas tembakaunya itu cukup bagus, karena biasanya di pasok ke perusahaan-perusaahan rokok,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement