Advertisement
Kemenag Sleman Tegaskan Majelis Taklim Al Khowas Tak Sesat seperti Tuduhan FJI

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Otoritas Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sleman menegaskan Majelis Taklim Al Khowas di di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan bukan lembaga agama yang mengajarkan kesesatan seperti tuduhan Front Jihat Islam (FJI).
Ormas FJI sebelumnya pada Minggu (8/9/2019) menggeruduk majelis taklim yang mereka sebut pondok pesantren (ponpes) tersebut karena dinilai sesat dan dituduh melakukan pelecehan seksual serta minum minuman keras.
Advertisement
Staf Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Sleman, Makmun Mustofa, mengatakan jika dirinya sudah melihat tafsir dan kitab yang diajarkan di majelis taklim Al Khowas. Berdasarkan pantauannya tidak ada tafsir yang menjurus ke arah sesat.
Amalan zikir, yang diamalkan di majelis taklim Al Khowas antara lain Ratib Al Hadad, Wirdul Latif. Kemudian, salawatnya memakai kitab simtud duror dan kitab burdah serta maulid diba.
Untuk tafsir majelis taklim Al Khowas juga memakai Ibnu Katsir, Bukhari Muslim, dan Riadhus Shalihin. "Kitab Riadhus Shalihin ini sudah dipakai oleh banyak kalangan," ujar Makmun Mustofa, Selasa (10/9/2019).
Untuk kitab fiqih, majelis taklim Al Khowas memakai fathul qarib dan fiqih lima mahzab, sedangkan kitab Tasawufnya memakai ihya Ulumuddin. Kitab tauhid aqidah memakai ahlussunah waljamaah dari Abu Hasan Asy'ari.
Pengajar majelis taklim Al Khowas Muhammad Hafiun juga membantah tuduhan sesat oleh FJI. "Mana ada pelecehan seksual, di kompleks majelis taklim juga tidak ada satu pun perempuan di dalamnya, tidak ada santri perempuan di sini. Kalaupun ada itu istri-istri para jemaah yang sedang masak bareng untuk makan ketika ada pengajian atau acara," kata Hafiun kepada Harianjogja.com saat jumpa pers yang dilakukan di halaman rumahnya yang disaksikan beberapa pihak seperti petugas KUA, instansi Pemkab Sleman, Banser, hingga aparat TNI-POLRI, Selasa (10/9/2019).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Serapan Anggaran Makan Bergizi Gratis Hanya 7 Persen, Ini Alasan Badan Gizi Nasional
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement