Kerawanan Pilkada 2020 di Sleman Mulai Diwaspadai
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Berkaca dari Pemilu 2019 lalu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sleman mewaspadai berbagai kerawanan yang akan terjadi di Pilkada 2020.
Ketua Bawaslu Sleman, Abdul Karim Mustofa mengaku sampai saat ini lembaganya memang belum masuk pada tahapan pemetaan kerawanan. Namun menurutnya beberapa kejadian di Pemilu April lalu harus menjadi catatan untuk pelaksanaan Pilkada 2020 nanti.
Advertisement
"Antisipasi kerawanan yang kami lakukan tidak jauh berbeda dengan Pemilu 2019, hanya kami harus lebih mempertimbangkan strategi pengawasan lokal, karena pilkada berbasis kedaerahan. Artinya bentuk-bentuk pengawasan yang dilakukan lebih pada pendekatan aspek lokal," ucap Karim, Rabu (2/10/2019).
Beberapa poin yang harus menjadi catatan, jika berkaca di Pemilu 2019 lalu antara lain pada masalah sosialisasi. Dia berharap sosialisasi harus dilakukan serius dan merata, terutama oleh KPU dan jajarannya, sehingga masyarakat paham tentang aturan Pilkada 2020.
Bawaslu juga menyoroti pemasangan alat peraga kampanye (APK) yang dipasang oleh simpatisan atau sukarelawan calon agar bisa ditata ulang dalam peraturan karena banyak pelanggaran yang masih terjadi pada pemilu lalu. "Kekurangan surat suara juga harus jauh-jauh hari diantisipasi dan dicari mekanisme pergeseran apabila sewaktu-waktu terjadi kekurangan, khususnya saat pemungutan suara," ujar Karim.
Selain itu, menurutnya, kampanye pada Pemilu 2019 masih menggunakan pola-pola pengumpulan masa dan berkonvoi. "Harus dikurangi dan diganti dengan bentuk lain yang lebih mendidik di masyarakat," kata Karim.
Menurut Bawaslu, peta kerawanan di Sleman selama Pemilu lalu dibagi pada beberapa aspek. Mulai dari aspek geografis atau akses lokasi TPS dengan rumah penduduk yang jaraknya jauh atau terhalang sebagian ada di Prambanan. Termasuk pada aspek kewaspadaan bencana alam kerawanan ada di Cangkringan, Pakem, dan Turi.
Secara demografi atau faktor kerawanan dari kepadatan penduduk, tingkat kerawanan tinggi ada di Depok dan Ngaglik. Sementara untuk kerawanan konflik sosial ada di komunitas-komunitas tertentu seperti di Ngaglik dan Gamping.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ini Kegiatan Kampanye Terakhir Ketiga Calon Wali Kota Jogja Jelang Masa Tenang
- Pasangan Agung-Ambar Tutup Kampanye dengan Pesta Rakyat
- Konstruksi Tol Jogja-Bawen Seksi 1 Ruas Jogja-SS Banyurejo Capai 70,28 Persen, Ditargetkan Rampung 2026
- Lewat Film, KPU DIY Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput di Pilada 2024
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Minggu 24 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Advertisement