Advertisement
Jaka & Lisa Akan Jaga Kebersihan Malioboro

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebagai komitmen bersama dan mengajak masyarakat untuk turut menjaga kebersihan kawasan Malioboro, Paguyuban Lintas Komunitas Malioboro meluncurkan maskot budaya bersih Jaka dan Lisa di depan Kantor DPRD DIY, Minggu (13/10/2019).
Koordinator acara, Sujarwo Putra, menjelaskan Jaka dan Lisa merupakan singkatan dari Jaga Kebersihan dan Lihat Sampah Ambil. Maskot Jaka dan Lisa digambarkan dengan wayang berbentuk anak perempuan berbaju merah membawa serok dan anak laki-laki berbaju biru membawa sapu. Peluncuran Jaka dan Lisa ini sekaligus sebagai kado HUT ke-263 Kota Jogja. “Sebagai bentuk rasa syukur kami kepada Kota Jogja yang telah memberi kami hidup, sekaligus supaya Malioboro dan Kota Jogja semakin istimewa dengan lebih bersih dan indah,” ujarnya.
Advertisement
Maskot Jaka dan Lisa, kata dia, merupakan puncak tahap pertama dari beragam upaya yang telah dilakukan selama setahun, khususnya untuk meletakkan landasan awal bagi wajah baru Malioboro. Maskot ini menjadi upaya membangun budaya bersih, juga melengkapi upaya sebelumnya yang lebih fokus pada aspek strategis, taktis dan teknis menciptakan kebersihan.
“Kami telah meluncurkan uji coba desain lesehan yang menarik, indah dan ramah lingkungan. Kami juga menyusun konsep total care kebersihan Malioboro. Konsep itu didasari pada survei dan telah diujicobakan beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Ia melihat dalam menciptakan perubahan, tidak bisa dilakukan dengan upaya instan. Untuk itu paguyuban mengajak Pemkot Jogja dan Pemda DIY sebagai pemegang kebijakan untuk terlibat dalam upaya ini.
Paguyuban Lintas Komunitas Malioboro juga mengajak beberapa stakeholder di Malioboro seperti pengelola mal, hotel, pemandu wisata dan lainnya untuk mempromosikan Jaka dan Lisa. Sejumlah mahasiswa juga dirangkul untuk menjadi sukarelawan dalam upaya mewujudkan Malioboro bersih.
Wali Kota Jogja, Haryadi Suyuti, mengatakan di Malioboro setiap hari terdapat lebih dari 600.000 orang yang beraktivitas. Untuk menjaga kebersihan kawasan dengan tingkat kepadatan seperti ini dibutuhkan komitmen bersama. “Kami berterima kasih diberi kado Jaka dan Lisa, semoga bisa menjadi komitmen bersama untuk mewujudkan Malioboro yang lebih nyaman,” ujarnya.
Menurutnya, parameter kebersihan tidak diukur dari seberapa banyak tempat sampah. Berdasarkan pengalaman, di Singapura tempat sampah lebih sedikit dibanding Malioboro, tetapi kawasannya bisa lebih bersih.
“Tempat sampah yang banyak itu tidak identik dengan kebersihan. Perlu ada tindakan nyata, contohnya saat melihat sampah, segera ambil. Kami mengajak siapapun, dari mana pun yang datang ke Jogja khususnya Malioboro ikut Jaga dan Lisa, jaga kebersihan, lihat sampah ambil,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Nelayan Kulonprogo Jarang Melaut karena Angin dan Ombak Tinggi
- Kuota Sampah Kota Jogja di TPA Piyungan Tersisa 2.400 Ton
- Sampah dari Jogja Dibuang ke TPST Piyungan, Sultan: Sampai Akhir 2025
- Pemkot Jogja Tingkatkan Kesehatan Masyarakat melalui Perbaikan RTLH
- Catat Rangkaian Kegiatan Menarik Selama HUT ke-74 Pemkab Kulonprogo
Advertisement
Advertisement