Advertisement
Puluhan Alat Pertanian Dibagikan pada Petani Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Pemerintah Gunungkidul melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (DPP) mulai menyalurkan bantuan alat pertanian kepada para petani sebelum memasuki masa tanam tahun ini dalam program Pelaksanaan Program Upaya Khusus (UPSUS) tahun 2019.
Bantuan tersebut berupa hand traktor 86 unit, traktor TR2 3 unit, hand sprayer 12 unit, pompa air 18 unit, pompa air 5 unit, pemipil jagung 5 unit, power thraser 2 unit hingga pady mower 4 unit.
Advertisement
Kepala DPP Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto menjelaskan bantuan tersebut diberikan guna para petani melakukan masa tanam pertama di musim tanam 2019/2020. Tak hanya itu, pihaknya juga memberikan bantuan perpipaan dan rehab irigasi.
"Kami juga memberikan bantuan perpipaan dan bantuan rehab jaringan irigasi tersier padi sepanjang 400 hektare yang telah terealisasi," kata Bambang kepada awak media, Kamis (31/10/2019).
Dengan adanya bantuan tersebut, lanjut Bambang, para petani bisa lebih cepat dalam melakukan pengolahan tanah, pemeliharaan tanaman dan percepatan waktu panen.
"Agar para petani nantinya bisa mencapai target tanam padi, jagung, kedelai sesuai target UPSUS kita," ujarnya.
Bambang menuturkan saat ini para petani sudah melakukan penaburan benih di masing-masing lahan. Hal itu dilakukan agar saat musim hujan datang para petani tinggal menunggu tanaman tumbuh.
Menurutnya, teknik yang sering disebut dengan sistem ngawu-awu itu dinilai lebih aman walaupun memiliki resiko benih dimakan oleh hewan seperti burung dan ayam.
Ia menuturkan selain benih dimakan hewan, resiko lainnya yakni saat hujan turun tidak berkelanjutan. Sehingga, kata dia, pihaknya telah mengimbau kepada para petani untuk melakukan penanaman benih saat mendekati musim hujan.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan BMKG terkait dengan perkiraan hujan datang yang diprediksi pada minggu ketiga November," ujarnya.
Wiyanto, 62, salah seorang petani yang mendapatkan bantuan dari Pemkab Gunungkidul mengapresiasi langkah pemerintah dalam membantu para petani. Menurutnya, bantuan tersebut para petani sangat terbantu guna kelancaran masa tanam tahun ini.
Namun, kata dia, para petani di Kecamatan Patuk tak melakukan sistem ngawu-awu. Sebab, tanah ditempatnya tinggal itu memiliki perbedaan jenis tanah. Sehingga para petani harus menunggu musim hujan turun untuk memulai penanaman.
"Kami disana kalau menanam harus menunggu musim hujan benar-benar turun dulu, jadi kami tidak ngawu-awu," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024
- Perayaan Paskah 2024, Tim Jibom Polda DIY Melakukan Sterilisasi Sejumlah Gereja di Jogja
Advertisement
Advertisement