Advertisement
Ini Dia Kecamatan yang Bikin Dinkes Bantul harus Kerja Keras Atasi Stunting
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Kecamatan Pajangan menjadi titik penanganan kasus stunting tersulit di Bantul. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, kecamatan tersebut merupakan titik dengan kasus bayi stunting tertinggi di Bumi Projotamansari.
Kepala Dinkes Bantul, Agus Budi Raharja menjelaskan pada 2018 ada 300 bayi stunting dari total 2.127 bayi yang diperiksa di Kecamatan Pajangan. Pada 2019, angka itu sedikit turun jadi 244 bayi. Meski begitu, jumlah itu tetap yang tertinggi ketimbang kecamatan lainnnya di Bantul.
Advertisement
Dinkes Bantul, kata dia, sebenarnya telah menyurvei faktor penyebab stunting di Bantul. Mayoritas penyebab kasus stunting yang terjadi di Bantul adalah keadaan ekonomi keluarga miskin (GAKIN) yang menyumbang proporsi 47,29%, disusul dengan buruknya pola asuh serta rendahnya kesadaran budaya ASI eksklusif.
Di Pajangan yang menjadi wilayah rawan stunting, menurut Agus, penyebabnya adalah tertutupnya akses pendidikan, sehingga penerapan ASI eksklusif di wilayah tersebut pun minim. Terlebih, tradisi dari keluarga besar tidak memberi ASI sesuai standar yang ditetapkan.
"Sejak 2018, angka stunting di Pajangan memang selalu tertinggi. Jadi perlu ada treatment khusus di wilayah itu. Kami melatih kader untuk melakukan review pengukuran dan pelatihan pola asuh. Ada juga pelatihan Pemberian Makanan Bayi dan Anak [PMBA]," kata Agus, Kamis (16/1/2020).
Terlepas dari itu, dia mengklaim angka kasus stunting di Bantul tahun lalu menurun sekitar 1%. Berdasar data Dinkes Bantul, pada Februari-Agustus 2018 jumlah bayi stunting di Bantul 4.733 anak (9,7%). Sedangkan pada 2019, persentasenya menurun jadi 8,33% dari total 57.606 bayi yang ada di Bantul.
Dia mengatakan sudah ada beberapa langkah yang dilakukan untuk menekan angka stunting. Secara umum, upaya penkanan angka stunting juga dilakukan dari segi regulasi, di antaranya adalah penyusunan Peraturan Bupati (Perbup) Bantul No.72/2019 tentang Penanggulangan Stunting.
"Yang jelas tantangan terberat memang mengubah perilaku dan budaya masyarakat, tidak bisa dilakukan jangka pendek. Memang butuh jangka panjang untuk menekan angka stunting lebih rendah lagi.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Raja Charles III Kembali Jalani Tugas Setelah Pengobatan Kanker
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Pegagan Berpotensi Memperbaiki Daya Ingat, Guru Besar UGM: Meningkatkan Dopamin
- Pj Walikota Jogja Singgih Raharjo Maju Pilkada, Begini Respons Pemda DIY
- Cegah Mafia Tanah, Kantor Pertanahan Jogja Dorong Masyarakat Punya Sertifikat Tanah Elektronik
- 70 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Jogja, Dinkes: Tidak Perlu Panik
- Komplotan Spesialis Pengganjal ATM di Gerai Ritel Modern Ditangkap Polresta Jogja
Advertisement
Advertisement