Advertisement
Underpass Kulur Jadi Kolam Renang, Belum Ada Rencana Perbaikan dari Pemerintah

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO- Tergenangnya underpass Kulur yang terletak di dekat Pasar Cikli, Desa Kulur, Kapanewon Temon di musim penghujan ini membuat warga setempat tidak bisa melaluinya. Padahal jalur ini menghubungkan tiga kapanewon sekaligus yaitu Kapanewon Temon, Pengasih, dan Kokap.
Pada Senin (20/1/2020) sore, underpass itu sudah ditambahi peringatan tambahan yang berisi larangan mandi, bermain, dan mencuci di lokasi underpass. Sebelumnya pada Minggu (19/1/2020) sore, underpass itu masih ramai digunakan warga setempat untuk berwisata dan berenang.
Advertisement
Seharusnya, underpass ini bisa dilalui warga supaya tidak melewati perlintasan rel kereta api yang ada di sebelah Pasar Cikli. Perlintasan kereta api itu sangat berbahaya karena terletak dekat persimpangan dan posisinya menanjak. Lantaran underpass Kulur tergenang beberapa waktu belakangan, warga terpaksa melewati perlintasan kereta api itu.
Padahal, underpass itu difungsikan untuk memberi jalan bagi truk dan kendaraan besar yang ingin lalu-lalang menuju maupun datang dari ketiga kapanewon di wilayah tersebut. Saat ini, truk itu terpaksa melewati perlintasan kereta api yang mana hanya muat dilewati satu badan kendaraan. Papasan kendaraan yang tidak memungkinkan ini membuat kepadatan lalu lintas di persimpangan Pasar Cikli tak terhindarkan.
BACA JUGA
"Karena underpass tergenang, truk jadi harus lewat rel. Kalau mau jadi perahu, ya silakan lewat underpass," kata Kepala Desa Kulur, Adi Nugroho. Meski begitu, hal ini tidak memungkinkan lantaran akses ke underpass sudah ditutup garis polisi. Terlebih genangan air bisa mencapai tiga meter lebih.
Saat ini underpass itu sudah hampir penuh digenangi air. Dari panjang jalan di lokasi underpass Kulur yang didesain cekung dan memiliki panjang kurang lebih 350 meter itu, saat ini hanya tersisa sekitar lima meter jalan yang tidak tergenang air. Adapun terowongan bawah rel kereta api itu memiliki panjang 10 meter, lebar 8 meter, dan tinggi 4,5 meter, sementara airnya sudah sedalam kira-kira tiga meter.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Permukiman, dan Perumahan Rakyat Kulonprogo, Nurcahyo Budi Wibowo menuturkan sudah pernah berupaya membahas kondisi ini dengan Pemda DIY. Sebab, underpass ini merupakan proyek Provinsi DIY sementara aliran sungai yang mengalir di sekitarnya merupakan wilayah BBWSO.
"Pembahasan sudah dilakukan, tapi belum ada rencana dari provinsi [perbaikan]," kata Nurcahyo. Ketika Harianjogja.com menanyakan rencana kajian dari Pemda DIY, pihaknya juga belum mengetahuinya. "Belum ada komunikasi lebih lanjut,"ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

PM Israel Benjamin Netanyahu Akan Mencalonkan Lagi Tahun Depan
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Aktivitas Tambang di Grigak Kulonprogo Ancam Permukiman Warga
- Pameran Akhir Pekan, Jogja Design Week 2025 Digelar di PDIN
- Lima Gerai Gudang Perlengkapan Kopdes Merah Putih Dibangun di Bantul
- Dispar Bantul Akui Banyak Wisatawan Lolos dari Pungutan Retribusi
- 4 Wisatawan Tepergok Masuk Zona Larangan Bukit Kukusan Merapi
Advertisement
Advertisement