Advertisement

PILKADA BANTUL: PAN Siap Bentuk Poros Baru

Ujang Hasanudin
Senin, 10 Februari 2020 - 18:47 WIB
Arief Junianto
PILKADA BANTUL: PAN Siap Bentuk Poros Baru ilustrasi. - dok

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Partai Amanat Nasional (PAN) Bantul siap membentuk poros baru dalam Pilkada Bantul tahun ini.

Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Bantul, Mahmud Ardi Widanto mengatakan dengan modal lima kursi di DPRD Bantul, PAN sudah punya separuh lebih dari sembilan kursi sebagai syarat pencalonan pasangan dalam pilkada. Parpolnya pun cukup menggandeng satu atau dua partai dengan jumlah suara menengah untuk dapat mengusung bakal calon bupati dan wakil bupati.

Advertisement

Dia mengaku komunikasi politik jelang Pilkada Bantul 2020 ini masih cair. Sejumlah bakal calon bupati dan wakil bupati yang bermunculan belum ada yang mendapat rekomendasi dari pimpinan pusat partainya masing-masing.

Menurut dia segala kemungkinan bisa terjadi dalam dunia politik bahkan dalam hitungan detik, termasuk rencana membentuk poros baru. Dia menilai selama ini pemimpin di Bantul selalu didominasi oleh orang tua, sehingga perlu adanya kalangan muda atau milenial. “Saya menyebutnya poros milenial,” kata Ardi, sapaan akrab Mahmud Ardi Widanto, Senin (10/2/2020).

Semangat poros milenial itu, kata dia, memberi kesempatan untuk semua pasangan bakal calon agar bisa melibatkan kaum milenial baik sebagai bupati atau wakil bupati di Bantul. “Mengingat karakter generasi milenial kreatif dan cenderung berpikir out of the box. Buktinya, banyak tumbuh industri start up dan industri kreatif lain yang dimotori generasi milenial,” ujar Ardi.

Salah Persepsi

Tak hanya itu, dia juga menilai adanya kesalahan persepsi terkait dengan pernyataan Ketua DPC Gerindra Bantul sekaligus Bupati Bantul Suharsono yang memilih menjalin komunikasi intens dengan Muhammadiyah ketimbang PAN.

Menurut dia Muhammadiyah adalah organisasi keagamaan yang anggotanya sangat paham dan mengerti persoalan politik, sehingga Tanwir Muhammadiyah 97 di Semarang memutuskan untuk memberi mandat kepada Amien Rais untuk membentuk partai sehingga lahirlah PAN. “Jadi jelas dan klir. Tidak ada bedanya antara Muhammadiyah dan PAN,” kata dia.

Sebelumnya Suharsono menyatakan saat ini dia lebih banyak membangun komunikasi dengan Muhammadiyah daripada PAN. Ia menilai PAN merupakan bagian dari Muhammadiyah. “Pendekatan saya lebih banyak ke Muhammadiyah, bukan ke PAN, karena banyak calon wakil bupati juga dari kalangan Muhammadiyah yang non-parpol. Jadi nanti dilihat sendiri saja apakah saya akan pakai PAN atau tidak,” kata Suharsono, Sabtu (8/2/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jogjapolitan | 1 hour ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Ungkap Mantan Kepala Bea Cukai Jogja Lakukan Pencucian Uang Capai Rp20 Miliar

News
| Sabtu, 20 April 2024, 07:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement