Busana Jawa saat Kraton Jogja Masih Jadi Negara Sendiri Bakal Dipamerkan di Peringatan Takhta Sultan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Peringatan 31 tahun Sri Sultan HB X bertakhta bakal jatuh pada 7 Maret mendatang. Otoritas Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar sejumlah rangkaian acara untuk merayakan peringatan kenaikan takhta tersebut.
Mulai dari acara adat, simposium internasional hingga pameran budaya. Putri Sri Sultan HB X, GKR Bendoro, mengatakan selain simposium internasional, Tingalan Jumenengan Dalem 2020 ini juga diisi dengan pameran budaya bertajuk Abalakuswa. Pameran berlangsung mulai Sabtu (7/3/2020) hingga Sabtu (4/4/2020) di Bangsal Pagelaran dan Sitihinggil Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Advertisement
Pameran akan dibuka dengan pertunjukan Wayang Wong Golek Menak lakon Jayengrana Jumeneng Nata persembahan KHP Kridhomardowo Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Naskah pementasan berasal dari British Library yang bentuk digitalnya telah diserahkan kepada Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada 2019 lalu.
Adapun beberapa busana yang dipamerkan di antaranya ageman Ngarso Dalem saat Jumenengan dan saat menerima tamu negara. Lalu busana khas berdasarkan profesi pada saat Kraton Ngayagyokarta Hadiningrat masih menjadi negara sendiri, semisal ageman hakim. “Ini menarik karena pada waktu itu pakaian menjadi simbol atas pekerjaan,” kata dia.
Dalam pameran, pengunjung tidak saja menjadi penonton objek yang dipamerkan, tapi juga bisa terlibat aktif dalam diskusi tentang wastra dan busana. “Kami mengemasnya lebih pada ekshibisi yang milenial. Karena Ngarso Dalem mengatakan kalau pameran yang digelar di Kraton harus mulai menarik untuk milenial,” ujarnya.
Selain itu, salah satu rangkaian pameran ini juga akan diisi dengan loka karya berbusana adat sebagai ruang praktis bagi pengunjung belajar mengenakan pakaian adat Jawa. dalam kegiatan ini pihaknya juga mengundang sejumlah Guru SD dan mengedukasi mereka bagaimana menggunakan pakaian adat Jawa yang benar.
menurutnya, selama ini masyarakat bahkan di Jogja sendiri, masih banyak yang belum paham makna dari pakaian adat, sehingga sering kali terjadi kesalahan dalam mengenakannya. Ia mencontohkan masih sering menemukan orang menggunakan kain Solo dengan wiru Jogja, atau sebaliknya. Kemudian blangkon semestinya hanya dikenakan oleh laki-laki yang telah baligh, bukannya anak kecil.
Masih dalam rangkaian pameran, pada Rabu (25/3/2020) akan digelar Beksan Trunajaya. Lalu pada penutup pameran, yakni Sabtu (4/4/2020) akan dipentaskan Wayang Wong Purwo dengan tarian baru yang belum pernah ditampilkan di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kedua pertunjukan ini berlangsung di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran dan terbuka untuk umum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Belajar Harmonisasi Tari Saman di Indonesia IHC Festival
Advertisement
Berita Populer
- CPNS 2024: Pemkab Sleman Berikan Bocoran Materi Ujian Seleksi Kompetensi Bidang, Ini Linknya
- Menjelajahi Serba-Serbi Mitologi di Sonobudoyo
- DPC PDI Perjuangan Kota Jogja Ucapkan Terima Kasih, Kemenangan Hasto dan Wawan adalah Wajah Kemenangan Rakyat
- Pilkada Sleman, Semua Pihak Harus Tetap Menjaga Sikap Menghindari Gesekan
- Pembangunan Infrastruktur Jadi Sarana Penyejahteraan Masyarakat Gunungkidul
Advertisement
Advertisement