Advertisement
Melambung, Harga Gula Pasir Tembus Rp15.000/Kg
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Fluktuasi harga kebutuhan pokok terus terjadi. Setelah bawang putih, kini giliran harga gula pasir yang melambung. Di tingkat eceran, harga gula menembus Rp15.000 per kilogram (KG). Lonjakan harga ini mulai dikeluhkan pembeli dan pedagang.
Berdasar pantauan di Pasar Argosari, Wonosari, kenaikan terjadi secara bertahap. Normalnya, harga gula pasir eceran berkisar Rp12.000/kg. Sejak beberapa waktu terakhir, harga merangkak naik mulai Rp13.000/kg, naik lagi menjadi Rp14.000/kg dan kini Rp15.000. Kenaikan tak hanya untuk harga eceran. Untuk harga kulakan gula pasir dengan ukuran 50 kg kini dijual Rp700.000.
Advertisement
Salah seorang pedagang di Pasar Argosari, Ross, 62, mengungkapkan kenaikan harga gula terjadi secara bertahap. Para distributor yang biasa memasok gula kepadanya memberitahu harga gula naik. Namun dirinya tak mengetahui apa alasan kenaikan itu.
"Kami tidak tahu apa penyebabnya. Padahal gula produksi lokal, beda dengan bawang putih yang harus impor," kata Ross saat ditemui Harian Jogja, Kamis (20/2/2020).
Ia mengaku terkejut dengan harga gula yang terus naik. Kenaikan tersebut membuat pedagang rugi. Bahkan konsumen pun kini terus berkurang.
Senada dengan Ross, pedagang gula lainnya, Yasri, 60, menduga kenaikan tersebut akibat sulitnya pasokan gula di tingkat distributor. "Sudah empat hari harga gula naik terus, katanya pasokan ke distributor enggak ada sehingga gula pasir sulit diperoleh," katanya.
Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul, Virgilio Soriana, mengungkapkan jajarannya terus memantau harga maupun stok gula pasir di sejumlah toko modern maupun pasar tradisional. Pada Senin (17/2stok gula pasir mulai berkurang. Pergerakan tersebut terus dilaporkan ke Disperindag DIY.
"Berdasar pantauan kami di sejumlah toko modern harga normal tapi stok berkurang. Di pasar tradisional harga gula pasir di kisaran Rp14.000 /kg sampai Rp15.000 /kg. Kami langsung melapor ke Disperindag DIY karena harga sudah melebih harga eceran tertinggi sehingga perlu ada intervensi," ujarnya. Disperindag Gunungkidul, menurut Virgilio, terus memantau fluktuasi harga dan berkurangnya stok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Rumah Tersangka Korupsi Timah Harvey Moeis Digeledah Kejagung, Sejumlah Kendaraan Mewah Disita
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
- Tidak Berizin, Satpol PP Jogja Menyegel Empat Reklame Papan Nama Toko
- Duh, Desentralisasi Sampah DIY Mundur Lagi Menjadi Mei 2024
Advertisement
Advertisement