Advertisement
2.030 Pemudik Tiba di Gunungkidul, Langsung Disemprot Disinfektan Begitu Turun dari Bus
Advertisement
Harianjogja.com, WONOSARI—Jumlah pemudik di Gunungkidul terus bertambah. Hingga Jumat (27/3/2020), sedikitnya 2.030 orang kembali ke Gunungkidul dari berbagai wilayah di Indonesia.
Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi, mengatakan jumlah pemudik ke Gunungkidul terus bertambah setiap hari. Menurut dia, sudah 2.030 pemudik yang terpantau pulang ke kampung halaman. Persoalan ini bisa menjadi pelik, karena di satu sisi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul tidak bisa mencegah arus kepulangan pemudik. Di sisi lain, pergerakan tersebut bisa memicu penyebaran virus Corona lebih luas.
Advertisement
Menurut dia, Pemkab telah menyiapkan beberapa langkah untuk memantau kondisi kesehatan pemudik. Selain itu, para pemudik diharuskan melakukan karantina mandiri dengan membatasi komunikasi dengan masyarakat. “Ini untuk pencegahan. Kalau sudah 14 hari dan sehat, mereka bisa berinteraksi dengan masyarakat seperti biasa,” katanya dalam jumpa pers secara online, Jumat (27/3/2020).
Pemkab juga telah membuat pos pemantauan dan screening. Pos induk berada di Tahura, Bunder, serta di Terminal Semin. Selain itu, ada sembilan pos screening yang tersebar di pintu masuk Gunungkidul.
Dalam pos screening, para pemudik yang turun dari bus akan disemprot dengan cairan disinfektan. Suhu tubuh mereka juga akan dicek. “Setelah itu, alamat lengkap dan nomor kontak mereka akan didata. Ini bertujuan untuk mempermudah dalam pemantauan,” katanya.
Menurut dia, pemudik yang datang menggunakan armada bus lebih mudah dipantau. Sementara, pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi lebih sulit diwasi sehingga partisipasi dan peran ketua RT, kepala dusun, maupun pemerintah desa, sangat dibutuhkan.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) Corona terus bertambah. Hingga Jumat siang sudah ada 436 ODP.
Pemudik tidak dimasukan ke ODP karena penetapannya mengacu pada aturan dari Kementerian Kesehatan. “Seruan dari Gubernur DIY terkait dengan pemudik masuk dalam ODP merupakan bentuk antisipasi. Tapi, tidak serta merta langsung dimasukan ke ODP karena penetapannya berdasarkan prosedur yang ditentukan oleh kementerian,” katanya.
Dia meminta pemudik melakukan karantina mandiri selama 14 hari. “Batasi aktivitas dulu sehingga untuk mematiksan kondisi kesehatannya baik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Jadwal Bus Damri Hari Ini, Cek Lokasi dan Tarifnya di Jogja
- Top 7 News Harianjogja.com, Jumat 26 April 2024 dari soal Sampah hingga Gugatan ke KPU
Advertisement
Advertisement