Advertisement
Ada Covid-19, Masjid Pathok Negoro Tetap Salat Tarawih Berjemaah
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Imbauan untuk menghentikan sementara kegiatan ibadah di bulan Ramadan yang dilakukan secara berjemaah di masjid nyatanya tidak berlaku di Masjid Pathok Negoro Plosokuning, Minomartani, Ngaglik, Sleman.
Ketua Takmir Masjid Pathok Negoro Ploso Kuning, Kamaludin Purnomo mengatakan jika ia dan jawatannya masih melakukan sejumlah kegiatan ibadah di bulan Ramadan seperti buka bersama, salat tarawih, pengajian yang diteruskan tadarus Alquran yang digelar sampai dengan menjelang sahur.
Advertisement
"Masjid Plosokuning menyambut Ramadan, kami ya seperti biasanya cuma ada beberapa yang kita hilangkan yaitu pengajian anak-anak dan songsong Ramadan. Tapi, kalau kegiatan Ramadan dari sore kami ada buka bersama kemudian malam salat tarawih, habis tarawih masih kami pengajian lalu tadarus Alquran sampai menjelang sahur, nanti sahur bersama," ujar Kamaluddin Purnomo, Rabu (22/4/2020).
Kegiatan seperti songsong Ramadan yang biasanya digelar keliling kampung dengan menggunakan gerobak dan acara buka untuk anak-anak yang melakukan aktivitas taman pendidikan Alquran di sore hari juga tidak ada.
"Untuk takbiran tetap ada tapi hanya dilakukan di masjid dan tidak dilakukan keliling desa. Tahun ini tidak kita adakan. Penyemprotan disinfektan kita juga rutin dilakukan oleh berbagai pihak, malah saya rasa berlebihan karena tiap hari ada penyemprotan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Kamaludin menegaskan jika ia dan jawatannya tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai standar Kemenkes terkait dengan pencegahan penyebaran Covid-19. Upaya penerapan menjaga jarak dalam shaf salat juga dilakukan oleh takmir.
"Kami tetap menjalankan salat tarawih, untuk shafnya nanti jaraknya jadi lebih renggang, efeknya nanti jadi melebar. Kami terus mengimbau agar warga terus menjaga kesehatan, tetap menjaga jarak, dan pakai masker," terangnya.
Adapun, jumlah jemaah salat tarawih di Masjid Pathok Negoro Ploso Kuning ia perkirakan akan tidak sebanyak jemaah yang ada pada tahun sebelumnya sebelum adanya pandemi Covid-19. Namun, ia juga tidak bisa memastikan jika jumlah jemaah tidak akan membeludak. Pasalnya, ia memprediksikan jika jemaah dari luar Minomartani juga akan datang ke Masjid Ploso Kuning karena masjid di daerahnya tidak melaksanakan tarawih.
"Otomatis terbatasi karena orang-orang luar tidak bisa masuk. Karena biasanya jemaahnya bisa sampai luar-luar. Namun, kemungkinan gini, karena di tempat-tempat tidak bisa tarawih seperti juga halnya tempat lain tidak ada jumatan. Di tempat kami malah jadi penuh jumatannya, prediksi kami nanti ketika tarawih bisa nanti sampai halaman karena orang yang pengin tarawih bisa datang ke tempat kami," jelasnya.
Kamaluddin mengaku jika ia cukup kesulitan untuk menghalangi warga yang ingin beribadah di Masjid Ploso Kuning. Menurutnya, 90% potensi masyarakat di wilayah Minomartani, Ngaglik, Sleman untuk keagamaan. Oleh karena itu, semangat berkegiatan keagamaan di wilayah tersebut cukup tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Korban Apartemen Malioboro City Bakal Bergabung dengan Ratusan Orang untuk Aksi Hari Buruh
- Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi
- Biro PIWPP Setda DIY Gencarkan Kampanye Tolak Korupsi
- Anggota DPR RI Sebut Perlu Ada Honor untuk Pengambil Sampah Rumah Tangga di Jogja
- BPBD DIY Mewaspadai Lonjakan Pembuangan Sampah ke Sungai Imbas TPA Piyungan Ditutup
Advertisement
Advertisement