Advertisement

Masyarakat Perlu Berpikir Kritis di Tengah Pandemi Covid-19

Lajeng Padmaratri
Senin, 11 Mei 2020 - 14:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Masyarakat Perlu Berpikir Kritis di Tengah Pandemi Covid-19 Menteri Sekretaris Negara Pratikno. - Antarafoto

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN - Di tengah pandemi Covid-19 yang membuat arus informasi meningkat lebih deras dari biasanya menuntut masyarakat untuk bisa memilah informasi yang tepat dan terhindar dari hoaks. Berpikir kritis adalah salah satu upaya mewujudkannya.

Menteri Sekretaris Negara, Pratikno menyampaikan hal tersebut dalam bincang-bincang bertajuk "Iqro: Membaca Dinamika Zaman dari Beragam Perspektif" dalam rangkaian Gebyar Ramadan Mardliyyah di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Minggu (10/5/2020) malam.

Advertisement

Acara ini digelar secara daring dalam rangka soft launching Masjid Kampus Mardliyyah UGM sekaligus peringatan malam Nuzulul Quran pada bulan Ramadan ini.

Pratikno menilai bahwa melalui pandemi Covid-19 ini masyarakat Indonesia mulai banyak menyerap pengetahuan dari derasnya arus informasi. Hal itu menurutnya menjadi berkah tersendiri, meskipun tetap harus diwaspadai mana yang fakta serta mana yang hoaks.

“Informasi yang banyak saling mencuri perhatian masyarakat, entah itu benar atau salah. Masyarakat memerlukan penyaring. Kalau berdasarkan hemat saya, penyaring tersebut adalah berpikir kritis,” ujar mantan Rektor UGM ini.

Dalam kesempatan ini, pembicara lain yaitu Koordinator Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid menyepakati pernyataan tersebut. Menurutnya berpikir kritis penting untuk memilah informasi. "Seperti wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yakni Iqra, artinya adalah bacalah, sehingga masyarakat juga perlu membaca" ujarnya.

Alissa menuturkan membaca dinamika zaman melalui literatur penting guna menyesuaikan diri dengan konteks situasi yang tengah dihadapi. "Dalam beragama yang utama adalah memuliakan Tuhan dan membangun kemaslahatan di muka bumi. Mengenai caranya, kita beragama sekarang sesuai media dan tata caranya sesuai perkembangan zaman ini,” papar dia.

Ia juga berharap dengan adanya pandemi ini masyarakat bisa mengubah perilaku jika ingin menyukseskan upaya penanggulangan pandemi Covid-19. Menurutnya, meskipun vaksin virus ini sedang dikembangkan dan selalu ada kebijakan dari pemerintah, namun jika perilaku masyarakat tidak berubah maka hal itu menjadi percuma.

Ia menyarankan pemerintah tak hanya fokus menanggulangi Covid-19, namun juga terus mengedukasi masyarakat lewat kebijakan. "Anjuran-anjuran seperti social distancing, work from home, serta larangan mudik, pemerintah perlu melakukan upaya-upaya edukasi yang masif dan tegas kepada masyarakat. Pola pikir masyarakat harus diubah untuk menghentikan penyebaran pandemi ini," kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement