Advertisement
Banyak Bansos Corona Salah Sasaran di Gunungkidul, Ratusan Orang Mengeluh
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Penyaluran bantuan sosial di tengah pandemi corona menimbulkan kecemburuan sosial di masyarakat. Hal ini disebabkan karena data penerima yang dinilai tidak tepat sasaran.
Data penerima yang tidak tepat sasaran salah satunya terlihat di Desa Pacarejo, Semanu. Kepala Desa Pacarejo, Suhadi mengatakan, ada banyak bantuan disalurkan ke masyaraat, mulai dari yang bersumber dari Pemerintah Pusat, Provinsi hingga penyaluran melalui dana desa.
Advertisement
Khusus untuk penyaluran dari Pemerintah Pusat berupa bantuan sosial tunai (BST) dan Jaring Perlindungan Sosial dari provinsi, pihak desa tidak memiliki kewenangan karena hanya menerima data penerima. Permasalahan muncul saat data yang digunakan merupakan data lama sehingga bantuan banyak yang tidak tepat sasaran. “Ternyatanya data berasal pendataan di 2015. Jadi, salah sasarannya sangat tinggi karena warga yang harusnya tidak menerima malah dapat. Sedang yang pantas menerima tidak dapat,” katanya kepada wartawan, Kamis (21/5/2020).
Disinggung mengenai ketidaktepatan sasaran, Suhadi mengakui kondisi ini menimbulkan kecemburuan di masyarakat. Bahkan ia mengaku sudah menerima keluhan dari warga terkait dengan bantuan yang tidak tepat sasaran. “Rumah saya jadi tempat mengadu. Total hingga sekarang sudah ada 100 warga yang mengadu ke saya perihal penyaluran bantuan,” katanya.
Menurut dia, keluhan yang disampaikan warga sangatlah beralasan. Hal ini dikarenakan di saat hampir bersamaan ada mendapatkan BST sebesar Rp600.000. di sisi lain ada warga yang sudah mendapatkan paket sembako, tapi masih mendapatkan bantuan tunai dari Pemerintah Provinsi sebesar Rp400.000. “Yang tidak dapat pasti mengeluh dan itu wajar,” ungkapnya.
Guna menyiasati permasalahan ini agar kecemburuan tidak semakin meruncing, Suhadi mengaku sudah meninstruksikan ke perangkat desa agar menyosialisasikan bagi warga yang mampu tapi terdata sebagai penerima bantuan untuk tidak menerimanya. Imbauan ini pun terhitung efektif karena hingga Kamis siang sudah ada 52 warga yang mengembalikan undangan pencairan bantuan.
“Masih kami tahan dan nanti akan dikomunikasikan dengan dinas sosial agar bisa dialihkan ke warga yang lebih membutuhkan,” katanya.
Keluhan terkait dengan bantuan juga disuarakan oleh Heru Wistono, salah seorang warga Desa Karangtengah, Wonosari. Menurut dia, di desanya banyak warga yang mampu malah mendapatkan bantuan. Sedangkan di sisi lain, warga dengan penghasilan lebih rendah tidak menerima bantuan. “Jelas ada kecemburuan di masyarakat,” katanya.
Dia mengakui, sudah meminta klarifikasi ke kepala dusun atau perangkat desa, namun tidak ada jawaban pasti. “Harapannya agar bisa diperbaiki sehingga warga yang berhak menerima bisa mendapatkan bantuan sehingga dapat tepat sasaran,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Tol Jogja-Solo Beroperasi Gratis untuk Mudik Lebaran 2024, Ini Ketentuan Mobil Melintas dan Pintu Keluar Masuknya
- Farmasi UAD Kembali Giatkan Sekolah Lansia Segar Guna Tingkatkan Kesehatan Lansia di Wirobrajan
- Stok Darah dan Layanan Donor Darah di PMI Kabupaten & Kota di DIY, Kamis 28 Maret 2024
- Baznas Jogja Buka Booth di Pusat Keramaian, Permudah Masyarakat Bayar Zakat
- KAI Daop 6 Turunkan Paksa 11 Penumpang yang Nekat Merokok dalam Kereta
Advertisement
Advertisement