Pandemi Corona Jadi Tantangan Sektor Penyedia Pangan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi sektor penyedia pangan, terutama bagi industri dan masyarakat kecil. Pakar bidang pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebut pandemi ini turut mengubah pola pemenuhan pangan di masyarakat.
Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Profesor Yudi Pranoto, menjelaskan perubahan ini bisa ditinjau dari pembatasan aktivitas masyarakat untuk lebih banyak di rumah. Awalnya masyarakat banyak memilih untuk memenuhi pangan di pasar tradisional, kini beralih ke supermarket maupun toko daring.
Advertisement
Menurut Yudi, awal pandemi hal ini membuat beberapa penyedia pangan tidak bisa terserap dengan baik, terutama pada masyarakat maupun industri kecil. Sementara, pada industri besar yang sudah memenuhi izin maupun standar kesehatan dengan baik, permintaan bertambah 2-3 kali lipat. Hal tersebut dilatarbelakangi adanya kesadaran di masyarakat akan pentingnya kesehatan di masa Covid-19.
Begini Cara Warga Godean Mendorong Ketahanan Pangan
"Contohnya penjual makanan di kaki lima atau warung terbuka, yang belum memperhatikan keamanan, tentu bagi masyarakat yang sadar akan kesehatan Corona akan stop membeli di situ. Di satu sisi ternyata permintaan pola belanja pangan olahan yang diproduksi industri dengan standar kesehatan meningkat 2-3 kali," ungkapnya dalam diskusi Membangun Ketersediaan Pangan yang diadakan secara daring oleh UGM pada Selasa (16/6/2020).
Saat ini, lanjutnya, masyarakat maupun industri kecil harus bisa mengambil pelajaran dengan baik, berkenaan dengan penyediaan pangan yang memenuhi standar kualitas maupun keamanan. Jika masyarakat maupun industri kecil tidak mau belajar, otomatis yang dapat terserap dengan baik oleh pasar adalah pangan hasil produksi industri besar.
Pembicara lain yaitu Dosen Peternakan UGM, Panjono mengungkapkan bahwa pada bidang peternakan, khususnya peternak mandiri, dampak Covid-19 sangat terasa pada periode awal pandemi. Permintaan produk akan bahan ternak, baik dari hotel maupun event, berkurang drastis.
Agar Siap Hadapi Pandemi, DIY Perlu Memiliki Konsep
Untuk mengatasi hal tersebut, diskusi ini merumuskan ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh peternak yang juga merupakan bagian dari penyedia pangan. Pertama, peternak harus bisa mendekati langsung konsumen akhir lewat sarana media. Kedua, peternak harus kreatif mengelola produknya. Hal ini berkaitan dengan menyediakan produk peternakan dalam bentuk beku, sehingga bisa tahan lama dan terdistribusikan dengan baik.
"Sekarang mereka harus kreatif, misalnya menjual dalam bentuk ayam beku. Sehingga tahan lama dan bisa didistribusikan dengan baik. Selain dengan pengolahan siap masak, melalui media yang sudah ada, baik media sosial maupun marketplace itu yang sangat penting di tengah pandemi," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Siswa SMK Korban Penembakan Polisi di Semarang Diperbolehkan Pulang dari Rumah Sakit
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Nasib 2 Cagar Budaya Kulonprogo Terdampak Tol Belum Jelas
- Kunjungan Wisatawan ke Mangunan Terus Merosot, Pokdarwis Blak-blakan Penyebabnya
- Perkuat Penanaman Nilai-Nilai Pancasila pada Masyarakat, Kesbangpol DIY Gelar Sinau Pancasila
- Logistik Pilkada Mulai Didistribusikan ke Kabupaten-Kota se DIY
- Paslon Pilkada Jogja, Heroe-Pena Ikut Lestarikan Alam dengan Tanam Pohon di Hulu Kali Code
Advertisement
Advertisement