Advertisement

Begini Cara Petani Gunungkidul Lepas dari Jerat Impor Bawang Putih

David Kurniawan
Rabu, 24 Juni 2020 - 23:37 WIB
Budi Cahyana
Begini Cara Petani Gunungkidul Lepas dari Jerat Impor Bawang Putih Ilustrasi - Antara/Feny Selly

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kelompok Tani (Klomtan) Gemah Ripah di Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen, terus berupaya mengembangkan bawang putih lokal jenis lumbu putih. Diharapkan dengan budi daya ini bisa mengurangi permintaan bawang putih impor yang selama ini mendominasi di pasaran.

Ketua Klomtan Gemah Ripah, Sugiman, mengatakan wilayah Gunungkidul memiliki varietas bawang putih lokal jenis lumbu putih. Bawang jenis ini sudah dikembangkan sejak awal 2000. Namun usaha budi daya sempat terhenti karena gempuran bawang putih impor.

Advertisement

Meski demikian, upaya budi daya dihidupkan kembali sejak beberapa tahun lalu. Hingga sekarang sudah mulai membuahkan hasil, meski hasil panen belum bisa dijual karena difokuskan untuk pembenihan. “Dua tahun lalu ada dua kelompok tani yang membudidayakan. Awalnya panen hanya 35 kilogram, tetapi sekarang sudah meningkat menjadi 217 kilogram,” katanya kepada wartawan, Rabu (24/6/2020).

Menurut dia, panen bawang putih varietas lokal ini masih terus dikembangkan agar bibit yang dimiliki bisa lebih banyak sehingga pembudidayaan bisa dilakukan secara lebih masif. “Kami terus berupaya mengembangkan agar bawang putih lokal bisa tetap eksis di tengah gempuran bawang impor,” kata Sugiman.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, mengapresiasi upaya pengembangan bawang putih varietas lokal yang dilakukan sejumlah petani di kapanewon Playen. Menurut dia, budi daya dibutuhkan agar keberadaannya tidak punah. “Harus dilestarikan,” katanya.

Bambang mengakui dari sisi ukuran varietas ini lebih kecil ketimbangkan bawang putih impor. Namun meski kecil bawang putih lokal memiliki aroma dan rasa yang lebih kuat. “Dengan terus membudidayakan, maka nantinya bisa dijual ke pasaran sehingga ketergantungan terhadap impor bisa dikurangi,” katanya.

Untuk saat ini belum banyak petani yang mengembangkan bawang putih jenis lokal. Pasalnya, budi daya baru dilakukan oleh petani di Kapanewon Playen, salah satunya di Kalurahan Logandeng. Guna pengembangan dengan memperluas area tanaman, DPP menyiapkan benih bawang putih jenis lumbu putih seberat 70 kilogram. “Kami tawarkan ke petani agar ikut membudidayakannya. Semakin banyak benih, maka potensi pengembangan lebih maksimal,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jatah Menteri Bakal Berkurang karena PDIP Diajak Masuk Kabinet, Golkar Bilang Begini

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement