Advertisement
Dinas Kesehatan Sleman Jalankan Prosedur Posyandu di Masa Pandemi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Menyambut masa new normal, Dinas Kesehatan Sleman tengah menjalankan prosedur pelayanan kesehatan balita di pos pelayanan terpadu (posyandu) pada masa pandemi Covid-19. Dengan panduan ini, pemantauan kesehatan balita dalam kegiatan posyandu bisa berjalan seperti semula, namun memperhatikan protokol pencegahan Covid-19.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sleman, dr. Wisnu Murti Yani menjelaskan saat ini protokol new normal terkait posyandu sedang dirembug. Namun, pihaknya telah memiliki prosedur pelayanan kesehatan balita di posyandu pada masa pandemi Covid-19.
Advertisement
Mulanya, prosedur itu dirancang supaya posyandu tetap berjalan, sehingga kesehatan balita tetap terpantau. Merebaknya pandemi Covid-19 sejak awal Maret membuat posyandu dinonaktifkan sejak bulan Maret sampai bulan Mei. Namun, menurutnya dalam ketidakaktifan posyandu itu pemantauan posyandu harus tetap berjalan.
"Kami mengeluarkan pedoman pada bulan April akhir, sehingga bulan Mei sudah mulai digunakan. Dari panduan itu, Pemkab Sleman memantau kesehatan balita dengan melakukan kunjungan rumah untuk balita bermasalah," ujar Wisnu. Permasalahan yang dialami balita terkait hal ini ialah permasalahan tumbuh dan kembang.
Meski begitu, dari jumlah balita yang berdomisili di Kabupaten Sleman sekitar Rp58 ribu, pemantauan selama bulan Mei hanya dapat menjangkau Rp4 ribu balita. Hal ini diakuinya lantaran beberapa orang tua balita enggan dikunjungi ke rumah karena khawatir dengan penularan Covid, serta kader masih fokus untuk memantau balita yang bermasalah saja.
Lantaran belum efisien, maka pihaknya mencoba konsep lain. "Akhirnya di era pandemi sebelum new normal kami akan menjalankan operasional mirip posyandu. Semua kegiatan meniru posyandu, tapi lokasi di level dusun memakai tempat yang luas dan balita yang hadir dibagi dengan sejumlah jadwal supaya tetap jaga jarak," jelas Wisnu.
Dengan operasional ini nantinya tidak hanya balita bermasalah saja yang akan dipantau, melainkan seluruh balita supaya tumbuh dan kembang semua balita terpantau dan bisa mencegah stunting atau gizi buruk. "Supaya tidak ada kerumunan massa sistemnya posyandu dilakukan di level dusun, lalu kedatangan balita akan diatur tiap RT dengan pembagian jam yang berbeda. Dengan menjadwal datangnya balita kita sudah mencegah kerumunan massa," paparnya.
Wisnu menjelaskan dalam prosedur tersebut sudah diatur langkah-langkah pelayanan kesehatan balita di posyandu. Sebelum kegiatan, penanggungjawab posyandu dan kader kesehatan akan membagikan undangan ke orang tua balita terutama yang bermasalah gizi atau tumbuh kembang sesuai hari dan jam yang sudah ditentukan.
Dalam undangan tersebut, penanggungjawab posyandu akan menuliskan permintaan supaya balita membawa sendiri kain yang digunakan untuk menimbang. Kader akan menyampaikan undangan tersebut melalui aplikasi perpesanan atau undangan tertulis 3-4 hari sebelum kegiatan.
Sebelum kegiatan, penanggungjawab posyandu dan kader harus memastikan seluruh lokasi posyandu steril dari virus dengan mendisinfeksi area posyandu, menyiapkan tempat cuci tangan dengan sabun, dan thermal gun. Selain itu, petugas juga harus dipastikan menggunakan alat pelindung diri, sehat, dan tidak dalam keadaan batuk, pilek, atau demam.
Penanggungjawab posyandu akan membagi kader untuk menempati tiap meja pelayanan, pintu masuk posyandu untuk pengecekan suhu, serta petugas untuk mengawasi jalannya kegiatan tetap sesuai protokol kesehatan.
Begitu juga dengan orang tua dan balita yang hadir. Mereka harus memakai masker dan sebelum masuk lokasi posyandu harus cuci tangan dengan sabun. Setelah pemantauan kesehatan balita selesai, orang tua dan balita akan segera dipersilakan pulang dengan terlebih dahulu diminta cuci tangan kembali.
Untuk kegiatan ini, Dinas Kesehatan Sleman menyokong pelaksanaan posyandu dengan bantuan masker untuk kader dan balita serta sabun cuci tangan untuk setiap posyandu.
"Nanti kalau new normal semua roda-roda penting seperti posyandu harus berjalan, tapi dengan cara baru. Tidak boleh takut, karena pemantauan bisa terlewat, dikhawatirkan balita justru gizinya buruk. Kita jalankan prosedur supaya tidak tertular virus," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Tuntas Klaim Kumpulkan 75.000 KTP untuk Maju Pilkada Sukoharjo Jalur Independen
- Indonesia Ukir Sejarah ke Semifinal Piala Asia U-23, Erick Thohir: Bangga!
- BI Rate Naik Jadi 6,25 Persen, BTN Masih Pertimbangkan Penyesuaian Bunga KPR
- Pilkada 2024 Makin Ramai, Kades Pentur Siap Maju jadi Calon Bupati Boyolali
Berita Pilihan
Advertisement
BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Korban Apartemen Malioboro City Bakal Bergabung dengan Ratusan Orang untuk Aksi Hari Buruh
- Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi
- Biro PIWPP Setda DIY Gencarkan Kampanye Tolak Korupsi
- Anggota DPR RI Sebut Perlu Ada Honor untuk Pengambil Sampah Rumah Tangga di Jogja
- BPBD DIY Mewaspadai Lonjakan Pembuangan Sampah ke Sungai Imbas TPA Piyungan Ditutup
Advertisement
Advertisement