Advertisement
Syukurlah...Tujuh Pegawai Pemkot Jogja Negatif Covid-19
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Pemerintah Kota Jogja telah melakukan tes cepat atau Rapid Diagnostic Test (RDT) kepada 590 pegawai Pemkot dari tingkat kelurahan, Kecamatan, hingga beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD). Hasilnya 14 pegawai dinyatakan reaktif lantas dilakukan uji usap.
Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Jogja, Heroe Poerwadi menjelaskan dari hasil uji usap tersebut tujuh orang yang berdomisili di Kota Jogja dinyatakan negatif. Heroe yang ditemui pada Rabu (22/7/2020) mengatakan untuk ketujuh orang lainnya yang berdomisili di luar Kota Jogja hingga saat ini belum mendapat laporan hasil uji usap.
Advertisement
"Kita masih tunggu hasil dari tujuh pegawai Pemkot tapi yang tinggal di Kabupaten lain, belum ada hasilnya, artinya yang di Kota Jogja negatif semua,"terangnya. Heroe menambahkan dengan ini uji usap yang dilakukan Pemkot Jogja telah mencapai 2.377 orang. Sementara untuk uji cepat atau Rapid di Kota Jogja telah mencapai hampir 5.000 orang, baik yang dilakukan oleh Pemkot Jogja maupun mandiri oleh warga di fasilitas kesehatan.
Heroe menambahkan dari jumlah ribuan pemeriksaan yang dilakukan, secara akumulatif dari Maret hingga Juli pelan ini sebanyak 43 orang di Kota Jogja dinyatakan konfirmasi positif. Dari jumlah tersebut 38 orang dinyatakan sembuh, dua orang dinyatakan meninggal, dan tiga orang masih dirawat.
Namun kalau melihat jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Heroe menyebut secara akumulasi dari Maret hingga Juli jumlah PDP di Kota Jogja sevanyak 291 orang, sebanyak 196 dinyatakan negatif melalui uji usap, 40 meninggal dunia, dan 12boeanh masih jalani perawatan. Adapun dari 40 PDP tersebut, dua orang terbukti positif Covid-19 setelah hasil uji usap keluar dari pasien yang bersangkutan keluar. Sehingga total pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang meninggal di Kota Jogja berjumlah empat orang. "Kalau kita melihat Positivy Rate dari kasus-kasus yang ada, 43 kasus dadi 2.377 swab, kita rata-rata Positivy Rate Kota Jogja sebesar 1,8 persen yang terbilang rendah," terangnya.
Dihubungi di tempat yang sama, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja, Tri Mardoyo mengatakan hasil RDT acak yang bekerja sama dengan Tim Epidemiologi UGM telah keluar. Sebelumnya Pemkot Jogja bersama Tim Epidemiologi UGM melalui RDT acak kepada pedagang 10 Pasar Tradisional, enam mal, dan warga di 35 Kelurahan. Tri menjelaskan hasil dari survei tersebut Kota Jogja masuk dalam kategori hati-hati. "Kesimpulannya kita dalam kondisi hati-hati, melakukan protokol kesehatan dalam proses perekonomian masih bisa dilaksanakan, tapi protokol-protokol kesehatan harus tetap dilakukan," jelasnya.
Kendati aktivitas perekonomian bisa dijalankan, Tri meminta seluruh elemen ekonomi melakukan pengetatan protokol kesehatan secara maksimal. Menurut Tri mencegah Covid-19 adalah tanggung jawab bersama termasuk pelaku usaha. "Jangan hanya dilimpahkan ke pemerintah daerah, misal hotel buka dan begitu ada masalah [kasus Covid-19] ayo mari sama-sama tangani, dia harus berperan juga hotelnya, kalau enggak hotelnya hanya sekedar untung, begitu ada tanpa ada pemeriksaan, begitu ada masalah lempar ke pemerintah, ini kan enggak seimbang," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Muncul Penolakan Terhadap Ridwan Kamil di Jakarta, Begini Respons Ketua Tim Pemenangan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kustini-Danang Kompak Hadiri Gebyar Potensi Sleman Barat di Lapangan Gamplong Moyudan
- Penelitian Penggunaan AI di Pilpres 2024 Menarik Perhatian Akademisi Luar Negeri
- Kembangkan UMKM Lokal, KPRI Kota Jogja Resmikan Mini Market Wiwara 7
- Rekomendasi Roti Sisir Enak di Jogja
- Tok! Tim Komunikasi Politik NU Sleman Sepakat Dukung Kustini-Sukamto di Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement