Viral di Medsos, Ini Sisi Kelam Jogja Menurut Warganet
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sisi kelam soal Jogja kini tengah viral dibincangkan di media sosial.
Yogyakarta alias Jogja dikenal sebagai daerah istimewa yang dipimpin oleh seorang sultan yang bertahta di Kraton, dengan berbagai tempat yang layak untuk dirindukan.
Advertisement
Namun, di balik kesitimewaan Jogja, ada beberapa sisi kelam yang disampaikan warganet.
Akun Twitter @humanintrash membagikan sebuah foto yang merupakan potret Taj Mahal di India yang berbatasan dengan kawasan kumuh padat penduduk.
Foto tersebut diedit menjadi meme dengan tulisan yang menggambarkan sisi kelam Jogja.
Bangunan megah Taj Mahal yang berwarna putih ditutupi tulisan "istimewa".
Kemudian segaris lurus bangunan megah lainnya dibubuhi tulisan "terbuat dari rindu dan angkringan".
Sementara, permukiman kumuh padat penduduk dipenuhi dengan keluhan sisi kelam Jogja, seperti tindak kejahatan klitih, UMK Rp2 Juta, intoleransi, undian rumah dari Mirota, transportasi umum tak memadai, dan protes yang tak menemukan solusi.
Sejak diunggah pada Selasa (25/8/2020), foto berisi curahan hati tersebut sudah mendapatkan banyak respons dari warganet.
Di antaranya ada 2.000 lebih yang membagikan ulang. Sementara, 5.000 akun lebih menekan tombol suka.
Dari banyaknya komentar yang ditinggalkan warganet, tidak sedikit yang setuju dengan beberapa sisi kelam yang dituliskan.
Bahkan ada beberapa yang menambahkan hal-hal lainnya yang juga menjadi sisi lain di balik keistimewaan kota pelajar.
"Lubang drainasenya berantakan & membahayakan pengguna jalan. Terutama ring road utara," tulis akun @robbyyufriendra.
"1. Aku susah-susah ngumpulin kupon Mirota sampai 50-an lembar gak ada yang dapat tuh gimana ceritanya, 2. Transportasinya apaan sih, gojek mulu ah bikin boros, jadinya kemana-kemana jalan kaki sampe kaki ototan gini, 3. Parttime upahnya dikit banget amy***, 4. Romantisasi t**, aku jomblo mulu ik," komentar akun @popokokhuman.
Sementara akun @ludovicusdwi berkomentar, "Rumah didaerah perkotaan yang harganya tak terjangkau oleh anak muda kelahiran kota tersebut, kayaknya dihampir semua kota besar di Indonesia kayak gitu deh. Kalau ini disebut masalah berarti semua kota besar punya masalah ini."
"Saya pribadi gak bisa berasumsi sih mbak. Perlu ada data ataupun survei lapangan. Karena contoh kecil kalau pendapatan masyarakat naik, mendorong masyarakat untuk lebih konsumtif. Nanti juga salah satu efeknya uang beredar dimasyarakat tinggi memicu kenaikan harga," tanggapan akun @anggit_tenan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Supriyani, Guru Honorer yang Dituduh Memukul Anak Polisi Divonis Bebas
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pabrik Es Portable Senilai 1,5 Miliar di Girikarto Akan Diuji Coba Pekan Depan
- Pemkot jogja Optimalkan Lahan Sempit untuk Genjot Produksi Ikan Lele
- Pilkada 2024, Dua TPS di Gunungkidul Berada di Kawasan Rawan Bencana
- Srawung Kali Jadi Wujud Kepedulian Mahasiswa pada Kondisi Darurat Sampah
- Bawaslu Sleman Gelar Apel Siaga Jelang Masa Tenang dan Pemungutan Suara Pilkada
Advertisement
Advertisement