Advertisement

Drainase di Bawah Selokan Matram Amblas

Lajeng Padmaratri
Kamis, 15 Oktober 2020 - 19:57 WIB
Bhekti Suryani
Drainase di Bawah Selokan Matram Amblas Kondisi saluran drainase di bawah Selokan Mataram yang berada di Dusun Mayangan, Kalurahan Trihanggo, Kapanewon Gamping, Sleman pada Kamis (15/10) yang amblas sehari sebelumnya kini dilokalisir dengan ratusan bronjong.-Harian Jogja - Lajeng Padmaratri

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Saluran sifon drainase di bawah Selokan Mataram yang berada di Dusun Mayangan, Kalurahan Trihanggo, Kapanewon Gamping, Sleman amblas pada Rabu (14/10/2020) siang. Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) melakukan identifikasi terkait upaya perbaikan saluran ini.

Subkoordinator Perencanaan Bidang Operasi dan Pemeliharaan (OP) Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO), Antyarsa Ikanadani mengatakan saluran yang rusak merupakan saluran yang berada di bawah Selokan Mataram. Saluran itu diketahui berlubang lalu amblas. Laporan diterimanya pada Rabu kemarin sekitar pukul 13.00 WIB.

Advertisement

"Yang rusak itu gorong-gorong di bawah Selokan Mataram. Kami masih identifikasi titik mana saja yang ambles, karena diperkirakan dampak amblesan itu melebar," kata Dani, sapaannya, ketika ditemui di Mayangan, Trihanggo pada Kamis (15/10/2020) siang.

Ia memperkirakan gorong-gorong itu sudah dibangun sejak zaman penjajahan Jepang. Panjangnya diperkirakan 25 meter. Lantaran saluran itu ambles, Selokan Mataram turut mengalami amblesan karena lantainya berupa tanah.

Amblesan itu sempat membuat air di Selokan Mataram membentuk pusaran pada Rabu sore. Lantaran debit air Selokan Mataram lebih besar ketimbang debit air dari drainase tersebut, dinding drainase di sisi selatan tersebut jebol hingga airnya meluber ke sawah dan menggenangi ruas Jalan Kabupaten, Gamping setinggi di atas mata kaki. Akhirnya, BBWSO mematikan saluran utama Selokan Mataram di Bendungan Karangtalun supaya luberan air tidak membanjir lebih luas.

"Kalau dilihat dari kerusakannya, tanpa pematian ini, saluran tidak akan bisa diperbaiki. Kami tidak tahu waktunya berapa lama, tapi kami usahakan secepat mungkin bisa diperbaiki," kata dia.

Saat ini, pihaknya telah menempatkan ratusan geobag atau bronjong untuk menahan air selokan agar tidak masuk ke drainase yang rusak. Ia juga sudah berkoordinasi dengan Pemkab Sleman dan Pemda DIY terkait kerusakan ini dan rencana perbaikannya.

"Ini musibah, enggak ada yang menduga akan seperti ini," kata dia. Ia berharap masyarakat khususnya yang memanfaatkan air Selokan Mataram bisa memahami jika aliran air sementara ini dimatikan untuk perbaikan.

Sejak dimatikan pada Rabu sore, air di Selokan Mataram kering hingga Kamis siang. Pantauan Harian Jogja, di sekitar lokasi amblesan, petugas masih menambah bronjong untuk melokalisir air. Sementara itu, warga sekitar ramai-ramai turun ke selokan untuk menjaring ikan dari selokan yang surut.

Sementara itu, pematian air ini berdampak pada pertanian di sekitar selokan. Salah seorang petani terdampak, Gianto, mengkhawatirkan masa tanam padinya tidak dapat berjalan semestinya lantaran aliran air Selokan Mataram dimatikan. Petani asal Dusun Jambon, Kalurahan Trihanggo ini mengaku lahannya saat ini sudah siap tanam dan ia berencana akan tanam padi pada Rabu minggu depan.

Namun karena air dimatikan, ia harus segera melakukan penanaman padi sebelum air sisa di sawahnya surut. "Karena air dimatikan, saya harus gunakan sisa air yang tertampung di sawah untuk segera tanam, semoga masih ada dua harian ini. Tapi cari tenaga tandur kan nggak gampang. Kalau baru bisa tanam setelah hari Minggu, mungkin airnya sudah kering dan tanah mengeras lagi," ungkapnya.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Heru Saptono memperkirakan ada sekitar 11.000 hektar lahan pertanian yang terdampak dari ditutupnya aliran air Selokan Mataram ini. "Baru kami identifkasi, berapa hektar luas sawah yang terdampak, kelompok tani, luas kolam yang ada, dan berapa kelompok pembudidaya ikan," katanya.

Ia memperkirakan dengan penutupan Selokan Mataram tersebut, ada kemungkinan masa tanam mundur dari perkiraan awal. Sebab musim awal tanam rencananya dilakukan pada minggu ketiga bulan Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement