Terancam Abrasi, Pemilik Warung Pantai Depok Santai
Advertisement
Harianjogja.com, DEPOK - Abrasi sebagai dampak dari pergeseran palung mengancam keberadaan sejumlah warung makan di Pantai Depok. Sedikitnya, 10 bangunan warung makan di kawasan tersebut saat ini harus berjuang agar tidak hanyut terkena abrasi.
Salah satu pemilik warung yang terancam abrasi, Nunik, 50, mengatakan, dua hari terakhir ombak di daerah tersebut tinggi dan menyebabkan air mendekati warungnya.
Advertisement
Kendati harus berhadapan dengan deburan ombak dan ancaman abrasi, tapi Nunik mengaku tidak khawatir jika warungnya akan rubuh karena tergerus abrasi.
“Kami tetap buka seperti biasa. Dan kami tetap melayani pengunjung. Ini fenomena pergeseran palung dan terjadi empat tahun sekali. Tidak perlu khawatir,” katanya, Kamis (22/10/2020).
Nunik mengungkapkan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dirinya terus memberikan imbauan kepada pengunjung untuk tidak bermain di bibir pantai. Selain itu, pihaknya juga telah memasang tanggul dari pasir yang dimasukkan ke dalam sak.
Baca Juga: ICJR Sebut Polri Sudah Diskriminatif terhadap Anggotanya yang Gay
“Sementara kami rasa aman. Ke depan mungkin kami akan mengubah lantai warung kami menjadi model panggung. Jadi jika air menerjang, tetap aman,” lanjut Nunik.
Hal sama juga diungkapkan oleh pemilik warung makan Sendang Laut, Mujirah. Perempuan yang telah membuka warung selama lebih dari 10 tahun ini bahkan memilih untuk melakukan buka tutup warung, sebagai antisipasi air laut masuk ke warungnya. Padahal, jarak warungnya dengan bibir pantai sekitar 20 meter.
“Nanti kami buka, jika pengunjung datang. Klo pas enggak ada pengunjung meja dan tikar kami pindah. Mau bagaimana lagi, ini kehendak alam,” katanya.
Baca Juga: Libur Panjang, 3M Jangan Diabaikan
Kendati terganggu dan terancam abrasi, namun Mujirah mengaku tidak ada rencana menutup warungnya. Sebab, usaha untuk memasang tanggul dari pasir yang dimasukkan sak, dirasa cukup mampu menghalau air masuk ke warungnya.
“Sebenarnya fenomena ini sudah sejak dua hari lalu. Tetapi yang paling tinggi ombaknya siang ini. Ini tiap tahun terjadi, nanti setelah surut akan kami benahi lagi,” paparnya.
Disisi lain, Mujirah mengakui sampai kini masih terus berupaya agar tingkat kunjungan ke warungnya kembali mendekati normal. Sebab, sejak adanaya pandemi Covid-19, jumlah pengunjung ke warungnya mengalami penurunan.
“Penurunan sampai 50 persen sejak pandemi Covid-19. Kami berharap, pengunjung segera kembali ke posisi normal lagi,” ucap Mujirah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ini Dia 3 Karya Budaya Indonesia yang Diusulkan Masuk Menjadi WBTb ke UNESCO
- Ini Kegiatan Kampanye Terakhir Ketiga Calon Wali Kota Jogja Jelang Masa Tenang
- Pasangan Agung-Ambar Tutup Kampanye dengan Pesta Rakyat
- Konstruksi Tol Jogja-Bawen Seksi 1 Ruas Jogja-SS Banyurejo Capai 70,28 Persen, Ditargetkan Rampung 2026
- Lewat Film, KPU DIY Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput di Pilada 2024
Advertisement
Advertisement